Tingkatkan Penjualan, Para Pengrajin Kerupuk Sermier Diminta Gunakan Medsos
Selasa, 06 Februari 2018 15:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora - Untuk meningkatkan penjualan dan menambah hasil jual, para pengrajin kerupuk sermier yang berada di Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen, Blora, diminta terus untuk berinovasi dan berupaya untuk memperluas jaringan pemasaran.
Salah satu cara memperluas pemasaran yaitu dengan memanfaatkan media sosial (medsos) seperti facebook, twitter dan lain sejenisnya. Sebab, penyuka kerupuk tersebut tak hanya warga desa, melainkan juga masyarakat di perkotaan. Saat warga kota kangen camilan desa seperti kerupuk sermier, mereka berupaya mendapatkan kerupuk berbahan dasar singkong tersebut. Namun tidak mudah memperoleh kerupuk sermier di kota. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah melakukan pemesanan di toko melalui internet.
Hastati, salah seorang tenaga ahli teknologi tepat guna (TA-TTG) Kemendes dan PDTT yang bertugas di Kabupaten Blora mengemukakan, pihaknya telah memberikan pemahaman kepada pengrajin kerupuk sermier di Desa Wantilgung, Kecamatan Ngawen.
“Kami sudah melakukan pendampingan dan meninjau kepada mereka. Kami dorong pemasaran kerupuk bisa lebih ditingkatkan melalui medsos dan teknologi yang sesuai. Tentu saja dengan kemasan yang menarik dan aneka cita rasa,’’ ujar Hastati Selasa (06/02/2018).
Menurutnya para pengrajin tersebut didorong memperluas pemasaran melalui media sosial. Selain itu kemasan dan cita rasa perlu lebih inovatif agar pembeli lebih menyukainya. Yaitu dengan pola pemasaran melalui medsos tersebut tidak meninggalkan pemasaran konvensional dan tradisional yang selama ini mereka lakukan.
“Pemasaran tradisional tetap dipertahankan sebagai ciri khas. Tapi digitalisasi market dan pengolahan sudah saatnya dilakukan sehingga lebih dikenal dan mendorong warga untuk lebih dekat melalui jejaring sosial media,’’ tandasnya.
Untuk mencapai hal itu lanjut dia, perlu ada operator khusus di tingkat desa Wantilgung yang menangani pemasaran produk dengan menggunakan teknologi. Hastati menjelaskan, selama ini pemasaran kerupuk dilakukan warga dengan cara dipikul dan berkeliling ke sejumlah wilayah baik di dalam dan keluar Kabupaten Blora.
“Ini potensi jika para pengrajin merambah ke dunia media sosial, hal itu akan membuat mudah para pecinta kerupuk untuk mendapatkannya,” ucapnya.
Sementara itu Rohman, salah seorang perangkat Desa Wantilgung mengatakan, pihaknya mendukung langkah inovatif selama bisa lebih cepat menghasilkan pendapatan bagi para pengrajin kerupuk.
“Saya mendukung saja, apalagi dengan kemasan menarik dan aneka rasa olahan. Kerupuk sermier di Desa Wantilgung sudah sangat dikenal berbentuk lingkaran tipis dengan rasa gurih yang khas,” jelasnya.
Menurutnya, selama ini warga memilih cara pemasaran tradisional karena dinilai lebih cepat menghasilkan uang. Penjual langsung berkeliling memasarkan kerupuk dan seketika itu bisa langsung mendapatkan uang setelah kerupuknya terjual.
“Cara konvensional itu dinilai lebih praktis dan cepat menghasilkan uang. Misalnya pagi dibuat, siang dijemur dan kering, selanjutnya digoreng. Kemudian dipasarkan,’’ katanya.(teg/kik)