Asosiasi Perajin Batik Gayam Akan Buat Film Pendek Tentang Batik
Jumat, 16 Maret 2018 12:00 WIBOleh Muliyanto *)
*Oleh Muliyanto
Bojonegoro (Gayam) - Perajin batik se-Kecamatan Gayam binaan Ademos yang kerjasama ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang tergabung dalam Asosiasi Perajin Batik Gayam (APBG), pada Rabu (14/03/2018), bertempat di rumah produksi batik Al-Falah Temlokorejo milik Ngasruroh yang terletakd di Desa Gayam Kecamatan Gayam, mengadakan pertemuan guna peningkatan keterampilan membatik. Dalam pertemuan tersebut, APBG, dengan melibatkan Finalis Raka-Riki Jawa Timur 2018, berencana membuat film pendek tentang batik.
Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Amir Syahid bersama staf, Dyah Enggar Rini, Public Government Affairs (PGA) EMCL, Galih Tiara, Sekretaris Ademos, A Shodiqurrosyad, Finalis Raka-Riki Jawa Timur 2018, Wisnu Aji Winarko dan Dirah Arinatus Safifah serta anggota APBG.
Sekretaris Ademos, A Shodiqurrosyad, mengatakan pertemuan ini merupakan pertemuan rutin bulanaan bagi anggota APBG, namun dalam pertemuan kali ini ada yang berbeda. Jika biasanya hanya di hadiri perwakilan Ademos dan EMCL serta paraanggota APBG, dalam pertemuan kali ini dihadiri juga Kepala Disbudpar bersama staf.
“Kami akan berdiskusi dan memberikan wawasan tentang budaya batik dan Bojonegoro," jelas pemuda yang biasa disapa Arsyad tersebut.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga ada Kange Wisnu dan Yune Arin yang akan mewakili Bojonegoro dalam kontestasi Raka-Riki Jawa Timur 2018.
“Bersama mereka kami akan buat film pendek tentang batik bersama perajin batik APBG," imbuhnya
Public Government Affairs EMCL, Galih Tiara, mengatakan perkembangan perajin batik Gayam cukup bagus.
“Banyak inovasi yang dilakukan, seperti Ibu Iswatun Desa Ringin Tunggal dengan online marketingnya, kemudian Mas Ikhrom Desa Mojodelik dengan semangat wirausahanya, ada Cak Moon dengan derivasi produk batiknya, terus ada Ibu Ngasruroh difabel pantang menyerah dengan segala upaya inspiratifnya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, Amir Syahid, mengapresiasi Ademos dan EMCL dalam mengembangkan industri kreatif batik jonegoroan.
"Banyak yang hanya beropini, namun Ademos melalukan kerja nyata dengan konsistensinya dalam mengembangkan ekonomi kreatif, khususnya batik jonegoroan," paparnya
Amir juga berpesan kepada perajin batik agar terus melihat preferensi pasar yang selalu berubah, maka kita harus selalu mengikuti perkembangannya.
"Kita juga harus mulai menyentuh digital marketing, karena ini adalah salah satu kemudahan yang dapat kita manfaatkan untuk pengembangan usaha, termasuk juga batik," pungkasnya. (mol/imm)