Harga Kebutuhan Dapur di Pasar Bojonegoro Mulai Merangkak Naik
Sabtu, 14 April 2018 20:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro Kota - Meski bulan suci ramadan masih kurang sebulan lagi, namun harga kebutuhan dapur di pasar tradisional Bojonegoro Kota, pada Sabtu (14/04/2018) terpantau mulai merangkak naik. Kenaikan terparah terjadi pada bawang merah yang kenaikannya mencapai tujuh puluh lima persen. Sementara untuk bawang putih masih stabil. Sedangkan untuk harga cabai, meski tidak drastis, perlahan juga mulai mengalami kenaikan. Kondisi tersebut mulai dikeluhkan ibu-ibu rumah tangga.
Berdasarkan pantauan awak media ini, kenaikan harga bumbu dapur tertinggi terjadi pada komoditas bawang merah, bumbu dapur ini selama sepekan terakhir melonjak naik sebesar 75 persen. Jika sebelumnya pedagang menjual dengan harga Rp 20 ribu per kilogram, kini sudah menembus harga Rp 35 ribu per kilogram. Sementara harga bawang putih masih stabil pada kisaran Rp 25 ribu per kilogram.
Kenaikan juga berlaku pada cabai rawit merah, dari semula Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Untuk cabai keriting dari semula Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Sedangkan untuk cabai hijau besar dari Rp 14 ribu per kilogram naik menjadi Rp 22 ribu per kilogram. Sedangkan untuk cabai merah besar, dari semula Rp 35 ribu per kilogram, dijual Rp 40 ribu per kilogram.
Salah satu pedagang di pasar tradisional Bojonegoro, Sumiati (46) asal Kelurahan Ledok Wetan Kecamatan Bojonegoro Kota, kepada awak media ini mengatakan bahwa kenaikan harga bumbu dapur yang paling tinggi terjadi pada komoditas bawang merah setelah itu disusul dengan cabai hijau besar.
“Kenaikan harga bawang merah sudah mulai sejak seminggu ini. Demikian juga untuk cabai hijau besar,” terang Sumiati.
Hal senada juga disampaikan oleh Nunung (36), pedagang asal Kelurahan Banjarjo Kecamatan Bojonegoro Kota, bahwa kenaikan harga yang paling dirasakan selama sepekan terakhir ini adalah untuk komoditas bawang merah.
“Dari kenaikan ini berdampak pada omzet penjulan. Kini para pembeli kebanyakan mengurangi belanjaan kebutuhan dapurnya,” tuturnya.
Naiknya harga kebutuhan dapur tersebut mulai dikeluhkan masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga. Seperti yang disampaikan Tia ( 41) ibu rumah tangga asal kelurahan Kauman Bojonegoro, dirinya terpaksa harus mengurangi pembelian sejumlah belanjaan agar uang benlanja cukup.
“Untuk pembelian kebutuhan bumbu dapur, dikurangi dikit dan di pas-pasin uang belanjaannya,” tuturnya.
Melambungnya harga kebutuhan dapur ini diperkirakan masih akan berlansung hingga ramadan dan mencapai puncaknya pada lebaran nanti. (mol/imm)