Kekeringan di Bojonegoro Meluas, 22 Desa di 12 Kecamatan Krisis Air Bersih
Kamis, 22 Agustus 2019 12:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Dampak dari musim kemarau di Kabupaten Bojonegoro mengakibatkan sejumlah desa mengalami krisis air bersih. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyebutkan bahwa setidaknya 22 desa di 12 kecamatan mengalami krisis air bersih dan telah mengajukan distibusi air bersih.
Sementara, di Kabupaten Bojonegoro setidaknya terdapat 74 desa di 19 kecamatan yang berpotensi mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih akibat musim kemarau ini.
Foto: Suasana distribusi air bersih kepada warga di Dusun Prabuan Desa Padangmentoyo Kecamatan Temayang Bojonegoro, Selasa (13/08/2019)
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Nadif Ulfia SSos, kepada awak media ini Kamis (22/08/2019) menuturkan bahwa pihaknya telah menerima permintaan distribusi air bersih dari camat yang wilayahnya terdapat desa yang kesulitan air bersih.
Menurutnya, hingga minggu ketiga bulan Agutus 2019 ini, sudah ada 22 desa di 12 kecamatan yang mengajukan permohonan droping air bersih.
"Jadi yang saat ini mendapatkan dropping air bersih adalah desa-desa yang telah mengajukan permintaan." kata Niidif Ulfia.
Nadif Ulfia juga menuturkan bahwa BPBD Bojonegoro berharap agar Pemerintah Desa atau Kecamaan yang di wilayahnya terdapat desa, yang kesulitan air bersih, agar segera mengajukan permohonan distribusi air bersih ke BPBD.
"BPBD akan melayani pengiriman air setelah adanya surat permohonan dari desa dengan mengetahui camat. Kami terus berkoordinasi dengan camat apabila di wilayahnya terdapat desa yang kesulitan air bersih, agar segera membuat surat permohonan distribusi air bersih." kata Nadif Ulfia
Adapun 22 desa yang telah mendapatkan distribusi air bersih dari BPBD Bojonegoro adalah: Desa Pejok, Kecamatan Kepohbaru; Desa Ngeper, Kecamatan Padangan; Desa Kedungsari, Desa Bakulan dan Desa Pandantoyo, Kecamatan Temayang; Desa Bareng, Desa Siwalan, dan Desa Panunggalan, Kecamatan Sugihwaras; Desa Gamongan dan Desa Malingmati Kecamatan Tambakrejo; Desa Sugihwaras, Desa Luwihaji, dan Desa Nganti Kecamatan Ngraho;
Kemudian Desa Sukowati Kecamatan Kapas; Desa Pelem Kecamatan Purwosari; Desa Tlogohaji, Desa Sumberharjo, dan Desa Kayulemah Kecamatan Sumberrejo; Desa Kasiman dan Desa Sambeng Kecamatan Kasiman; Desa Sumberjokidul Kecamatan Sukosewu; Desa Kolong Kecamatan Ngasem.
"Desa-desa terebut sudah terlayani semuanya sesuai jadwal yang telah dibuat BPBD. Rata rata telah mendapatkan 3 - 5 kali drooping air bersih." kata Nadif Ulfia.
Untu diketahui, guna mengantisipasi dampak kekeringan dan krisis air bersih, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2019 ini mengalokasikan anggaran dari APBD sebesar Rp 200 juta atau sekitar 500 tangki air bersih, untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih, yang penyalurannya melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro. (red/imm)