Pemkab Bojonegoro Harap HIPPA Mampu Kelola Ketersediaan Air Baku Pertanian Dengan Baik
Selasa, 08 September 2020 12:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Sebagai upaya untuk menjaga ketersediaan air baku untuk pertanian agar tercukupi dan ada pemerataan, diperlukan pengaturan dan pengelolaan dengan baik.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten, pada Selasa (08/09/2020), bertempat di Balai Desa Kemamang Kecamatan Balen, menggelar bimbingan tenknis (bimtek) kepada Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air (GHIPPA), dan Induk Petani Pemakai Air (IHIPPA), agar nantinya HIPPA, GHIPPA dan IHIPPA, dapat mendistribusikan air kepada anggotanya dengan baik dan benar.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Bojonegoro, Dr Hj Anna Muawanah; Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA), Ir Tedjo Sukmono MM; Kepala Bappeda Bojonegoro, Drs Ec Mokhamad Anwar Mukhtadlo MSi; Kepala Dinas Pertanian, Helmy Elysabeth SP MM; perwakilan dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro; Forkopimca Balen, Kepala Desa Kemamang dan perwakilan kelompok HIPPA,GHIPPA, dan IHIPPA.
Kepala Dinas PU SDA, Ir Tedjo Sukmono MM, saat beri sambutan dalam acara Bimtek kepada HIPPA, GHIPPA, dan IHIPPA, di Balai Desa Kemamang Kecamatan Balen Bojonegoro. Selasa (08/09/2020)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA), Ir Tedjo Sukmono MM dalam sambutannya menyampaikan kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen Pemkab Bojonegoro untuk terus menumbuhkan keberadaan HIPPA, Gabungan HIPPA, dan induk HIPPA.
"Kegiatan ini dalam rangka peningkatan produksi pangan d Kabupaten Bojonegoro," kata Tedjo Sukmono.
Tedjo Sukmono mengungkapkan bahwa Daerah Irigasi Pacal dibagi menjadi 2, yaitu Daerah Irigasi Pacal Kiri dengan luas 1.965 hektar, dan Daerah Irigasi Pacal Kanan dengan luas 14.659 hektare. Menurutnya, pasokan air irigasi Pacal tergantung pada tampungan air Waduk Pacal bersumber dari tadah hujan dan beberapa sumber yang bersifat musiman, sehingga pada musim kemarau apabila dimanfaatkan debit airnya akan berkurang
"Dengan demikian ketersediaan air yang sangat terbatas, sementara yang membutuhkan banyak, khususnya kebutuhan untuk tanaman pada musim tanam kedua, maka diserukan pengaturan air yang terkelola dengan baik.
Kondisi ini sangat kita butuhkan peran aktif dari HIPPA, GHIPPA dan IHIPPA, sehingga dapat mendistribusikan air kepada anggotanya dengan baik dan benar," kata Kepala Dinas PU SDA, Ir Tedjo Sukmono MM.
Bupati Bojonegoro, Dr Hj Anna Muawanah, saat beri sambutan dalam acara Bimtek kepada HIPPA, GHIPPA, dan IHIPPA, di Balai Desa Kemamang Kecamatan Balen Bojonegoro. Selasa (08/09/2020)
Bupati Anna Muawanah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemkab Bojonegoro melalui Dinas PU Sumber Daya Air, memiliki tugas dan fungsi dalam penyediaan dan pengelolaan sumber air baku untuk pertanian, karena menurut Bupati,
meskipun tersebuda bibit yang bagus, pupuk yang cukup, pestisida atau obatnya cukup, tapi kalau tidak ada air tentunya tidak ada gunannya semua.
"Komponen kebutuhan petani saya pikir antara lahan dan air tidak bisa di pisahkan. Meskipun kami telah menggulirkan program petani mandiri atau KPM, namun kalau airnya tidak ada tentunya petani tidak bisa tanam," kata Bupati
Bupati menyampaikan bahwa untuk kebutuhan air pertanian di Kabupaten Bojonegoro, bagi wilayah yang dekat dengan Bengawan Solo, dapat dipasok dari Bengawan Solo, dan untuk wilayah yang tidak dekat dengan Bengawan Solo, Bupati meminta Dinas PU SDA untuk secara intensif melakukan analisa dan pemetaan, serta pembangunan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian.
"Sehingga kebutuhan air baku untuk sektor pertanian bisa tercukupi. Saya minta Dinas PU Sumber Daya Air untuk menyiapkan kebutuhan air pertanian lewat HIPPA," kata Bupati Anna Muawanah.
Bupati mengungkapkan bahwan untuk mensuport petani ada faktor yang bisa dikendalikan dan direncanakan, tapi ada faktor yang tidak bisa dikendalikan dan direncanakan, yaitu faktor alam. Untuk itu Bupati juga meminta kepada HIPPA, Gabungan HIPPA, dan Induk HIPPA untuk merestrukturisasi lembaganya sehingga kebutuhan air pertanian bisa dikelola dengan baik.
"PU SDA bisa mengatur terhadap kebutuhan air, dan masyarakat bisa berdiskusi, antar pengurus HIPPA dan Gabungan HIPPA, sehingga bisa dilakukan pemerataan. Mereka bisa duduk bareng kalau misal ada air yang kurang, bisa saling berbagi,
Bupati meminta kepada Dinas PU SDA untuk bisa memastikan saluran irigasi tersier dan sekunder dalam kondisi yang baik sehingga air bisa mengalir dengan lancar. Kepada Dinas Pertanian Bupati juga meminta untuk mensuport terhadap bibit, pupuk dan alsintan atau saprodi.
"Maka hari ini Dinas PU SDA saya minta untuk melakukan bimbingan teknis untuk HIPPA. Bagi desa-desa yang belum mempunyai HIPPA, silakan untuk di bentuk, sehingga kami harapkan seluruh desa sudah ada HIPPA-nya
Di akhir sambutannya Bupati berharap dengan adanya sinergitas dari dinas terkait, bisa membuat Bojonegoro meningkatkan sebagai lumbung pangan, kita tingkatkan sektor pertanian sebagai penyokong kebutuhan pangan, termasuk juga peningkatan nilai petani dalam produk domestik regional bruto (PDRB) daerah.
"Kita bersyukur, pertanian masih menjadi yang nomor satu terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, termasuk di Bojonegoro," kata Bupati Anna Muawanah. (dan/imm)