Tanaman Padi Petani di Dander, Bojonegoro, Rusak Diterjang Banjir
Senin, 29 November 2021 14:00 WIBOleh Dan Kuswan
Bojonegoro - Akibat banjir luapan Sungai Grogolan yang terjadi pada Sabtu (27/11/2021) hingga Minggu (28/11/2021), mengakibatkan tanaman padi milik petani di Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, rusak dan sebagian lagi hilang terbawa arus sungai tersebut.
Akibatnya para petani harus menanam ulang karena tanaman padi yang baru berusia dua mingguan tesebut sebagian besar hilang terbawa arus sungai tersebut, sehingga para petani menderita kerugian jutaan rupiah.
Setidaknya, 9 hektare tanaman padi milik petani di Desa Ngunut, Sendangharjo, dan Desa Dander, Kecamatan Dander, yang rusak diterjang banjir. Sementara, belum diketahui secara pasti jumlah total kerugian material akibat banjir tersebut.
Tanaman padi milik petani di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, yang rusak diterjang banjir. (foto: dan/beritabojonegoro)
Dasim (55), petani di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, ditemui awak media ini di sawahnya Senin (29/11/2021) mengatakan bahwa banjir luapan Sungai Grogolan yang terjadi pada Sabtu malam hingga Minggu pagi kemarin cukup besr dan arusnya sangat deras, sehingga banyak tanaman padi yang berada di sepanjang sempadan sungai tersebut hanyut diterjang arus sungai.
"Sebagian tanaman padi hanyut terbawa arus banjir yang sangat deras. Selainya itu banyak tanaman padi yang terendam air juga terancam mati, sehingga para petani di sini harus tanam ulang atau menyulam." kata Dasim.
Dasim mengaku, dari sawah miliknya seluas kurrang lebih seperempat hektare, dirinya mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta, mulai penggarapan lahan hingga proses tanam dan pupuk yang sudah ia keluarkan.
"Kalau warga yang lain belum tahu. Sawah warga di sini rata-rata belum ikut asuransi. Semoga ada bantuan dari pemerintah," kata Dasim.
Kepala Desa (Kades) Ngunut, Kecamatan Dander, Suwarno membenarkan bahwa ada belasan hetare tananam padi warga Desa Ngunut yang berada di pinggir Sungai Grogolan, rusak dan hanyut diterjang banjir.
"Rata-rata tanaman padi warga Desa Ngunut baru berusia dua mingguan. Karena arusnya sangat deras, sebagian ikut terbawa banjir dan sebagian lagi rusak atau mati karena terendam banjir," kata Suwarno.
Menurutnya, total tanaman padi yang terdampak banjir di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, sekitar 5 hektare. Sementara untuk kerugian material dirinya belum tahu, karena masih dalam pendataan.
"Untuk kerugian yang dialami warga kami belum tahu berapa jumlahnya. Yang jelas saat ini warga sedang melakukan penenaman ulang atau menyulai tanaman padi yang terbawa banjir." kata Suwarno.
Suwarno mengungkapkan bahwa pihaknya telah melaporkan terkait kejadian tersebut dan saat ini masih melakukan melakukan koordinasi dengan dinas terkait. Sementara ketika ditanya apakah para petani di Desa Ngunut sudah ikut asuransi menurutnya sebagian besr warga belum ikut asuransi .
"Warga di sini rata-rata belum ikut asuransi pertanian." kata Suwarno.
Tanaman padi milik petani di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, yang rusak diterjang banjir. (foto: dan/beritabojonegoro)
Terpisah, Kordintor Penyulul (Korluh) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro Moch Ngatno mengatakan, bahwa lahan pertanian di wilayah Kecamatan Dander yang terdampak banjir kurang lebih sebanyak 8,5 hektare, meliputi Desa Sendangrejo seluas 1,5 hektare, Desa Dander seluas 2 hektare, dan Desa Ngunut seluas 5 hektare.
"Terkait dengan asuransi usaha tani padi (AUTP) bisa diklaim atau mendapatkan gati rugi, dengan ketentuan minimal tanaman berumur 30 hari, dengan keruskaan di atas 75 persen." tutur Moch Ngatno. (dan/imm)
Reporter: Dan Kuswan
Editor: Imam Nurcahyo
Publisher: Imam Nurcahyo