Usaha Jamur Tiram Bisa Mendatangkan Hasil Berlimpah
Sabtu, 26 Desember 2015 10:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
Kalitidu - Peluang usaha jamur tiram cukup menjanjikan. Suhu udara Bojonegoro yang lembab ternyata cocok untuk budi daya tanaman tropis ini. Jika digeluti serius, usaha jamur tiram dapat mendatangkan keuntungan berlimpah. Hal itu dibuktikan oleh Juwari, (43), warga Desa Kalipang, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro.
Sepintas dari depan rumah Juwari tidak tampak adanya usaha jamur tiram itu. Yang terlihat hanya beberapa onggok limbah kayu gergaji yang dikemas plastik ukuran satu kilogram. Namun, saat masuk lebih ke dalam rumahnya, baru terlihat usaha jamur tiram yang ditempatkan di bagian rumah tengah dan rumah belakang. “Tempat ini dulunya kandang, saya ubah jadi tempat budi daya jamur tiram,” ujar Juwari.
Budi daya jamur tiram itu ditempatkan di tiga ruangan. Ruangan tengah berukuran 4 meter x 5 meter, ruangan samping berukuran 3 meter x 4 meter, dan ruang belakang berukuran 6 meter x 4 meter. Di setiap ruangan itu terdapat rak-rak panjang terbuat dari bambu. Rak itu dipakai untuk meletakkan benih jamur tiram yang dicampur limbah kayu dan bekatul dalam kemasan plastik. Benih jamur tiram itu dibiarkan selama kurang lebih 40 hari.
Namun, agar benih jamur tiram itu dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal maka butuh dirawat dengan baik. Yakni, disiram air tiga kali sehari dan ditutup rapat agar tidak terkena sinar matahari berlebihan. “Jamur tiram ini dapat tumbuh maksimal pada suhu udara yang lembab. Yakni, kurang dari 40 derajat celcius,” ujar Juwari.
Awalnya, dia menanam 1.000 benih jamur tiram. Benih itu dia dapat dari Madiun dengan harga beli Rp3.000 per bibit. Setelah ditanam, dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan, jamur tiram putih sudah cukup besar dan mulai bisa dipanen. “Setiap hari, saya bisa memanen tujuh kilogram jamur tiram dengan harga jual per kilogramnya Rp15.000,” ujar Juwari.
Uniknya lagi, jamur tiram itu dapat tumbuh terus hingga empat bulan dan bisa dipanen terus. Kalau sudah tidak tumbuh lagi barulah tempatnya diganti dan diberi benih yang baru. Jamur tiram itu juga tidak mengenal musim, dapat hidup di musim hujan atau musim kemarau.
Juwari menuturkan, pemasaran jamur tiram ini juga sangat mudah. Sebab, banyak orang yang mencari jamur tiram untuk dimasak atau dipakai obat penurun kolesterol. “Selama ini, saya baru bisa memenuhi permintaan pasar di daerah Kalitidu dan Bojonegoro. Padahal, permintaan dari luar daerah juga banyak, tapi saya belum bisa memenuhi,” ujarnya.
Juwari menuturkan, modal awal yang dia keluarkan untuk merintis usaha jamur tiram itu sekitar Rp2 juta. Modal itu digunakan untuk membeli benih dari daerah Madiun dan membuat rak-rak untuk tempat benih. Dia memulai usaha jamur tiram ini sejak tahun 2009. Namun, kini omzet usaha jamur tiram itu sudah berkembang hingga puluhan juta.
Dia ingin terus mengembangkan usaha jamur tiram itu. Perlahan namun pasti, dia optimistis dapat merambah pasar hingga ke luar Bojonegoro. Di sisi lain, berkat keberhasilannya, sebagian warga desa lainnya juga mulai tertarik merintis usaha jamur tiram seperti yang digeluti dirinya. (mol/kik)