Tahun 2016 sebagai Tahun Bojonegoro Produktif
Minggu, 03 Januari 2016 11:00 WIBOleh Rahmat Junaidi
Oleh Rahmat Junaidi
SELAMAT datang tahun 2016! Selamat menjadikan 2016 sebagai tahun Bojonegoro Produktif, seperti yang telah dicanangkan Bupati Bojonegoro ( Kang Yoto) pada tanggal 30 Desember 2015, pada acara rapat evaluasi tahun 2015 dan perencanaan umum tahun 2016.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, arti dari kata produktif adalah mampu menghasilkan yang terus menerus atau memberi manfaat yang sebesar-besarnya. Sesuai dengan penjelasan Kang Yoto, di tahun ini semua komponen masyarakat, pemerintah maupun swasta, harus mampu melahirkan banyak terobosan baru yang benar dan bermanfaat (atau diistilahkan sebagai “ out of the box”). Apalagi kondisi ekonomi negeri ini yang masih belum nampak super membaik, ditambah khususnya terkait Bojonegoro sebagai penghasil minyak bumi. Karena hingga saat ini harganya terus menurun yang berakibat pada menurunnya pendapatan daerah dari bagi hasil migas --yangtentu berpengaruh pada belanja pembangunan. Apalagi kita sudah di era perdagangan bebas ASEAN. Sungguh suatu perjuangan yang berat!
Pemerintah Bojonegoro telah menetapkan 6 (enam) pilar pembangunan Bojonegoro berkelanjutan, yaitu pilar ekonomi, lingkungan hidup, modal sosial, fiskal berkelanjutan, pemerintah yang bersih dan berwibawa, dan transformasi kepemimpinan. Pilar-pilar inilah menurut saya kekuatan untuk menjadi produktif. Khususnya dengan penduduk 1,4 juta jiwa penduduk Bojonegoro, merupakan modal sosial yang sangat tepat untuk bisa membangun Bojonegoro dengan sebesar-besarnya (produktif).
Penguatan modal sosial berupa pengembangan masyarakat atau Community Development pada intinya menggambarkan makna yang penting dari dua konsep, yaitu “community” yang bermakna kualitas hubungan sosial, dan “development” yang bermakna perubahan ke arah kemajuan yang terencana dan bersifat bertahap tetapi pasti. Pengembangan masyarakat dapat membantu menanggulangi masalah dan isu-isu penting untuk kesejahteraan rakyat Bojonegoro. Potensi di tiap kecamatan bahkan desa atau kelurahan di Bojonegoro begitu beragam. Inilah yang perlu digali dan diberdayakan serta dipasarkan untuk menuju kekuatan ekonomi yang sangat produktif dengan semua sumber daya (resources) yang dimiliki, yaitu :
Pertama, sumber daya alam (Natural Resources). Salah satu sumber daya yang cukup berpotensi dalam meningkatkan taraf kesejahteran rakyat adalah sumber daya alam. Banyak potensi-potensi yang tersedia di alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam pemenuhan kebutuhannya dan meningkatkan taraf hidup dan perekonomian rakyat. Sumber daya alam tersebut dapat didapatkan di sekitar kehidupan manusia baik dari udara, dari permukaan bumi maupun dari dalam bumi. Bojonegoro memiliki sumber daya pangan (pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan) dan sumber migas yang besar, yang tidak boleh jadi kutukan. Tapi sebagai bekal fiskal yang berkelanjutan. Sehingga pemerintah Bojonegoro yang telah menggagas Dana Abadi, bisa terwujud kelak, setelah migas di Bojonegoro habis. Juga jangan lupa, sebenarnya sumber daya alam kita dapat meningkatkan kekayaan pariwisata Bojonegoro. Karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan rekreasi (wisata).
Kedua, sumber daya manusia (Human Resources). Sumber daya manusia merupakan salah satu potensi pembangunan yang berasal dari unsur manusia dengan segala aktivitasnya. Sumber daya manusia juga dapat dikatakan sebagai sumber daya yang berasal dari manusia yang berperan sebagai faktor produksi. Dalam tinjauan yang lebih ekonomis, sumber daya manusia dimaksudkan sebagai semua kegiatan manusia yang produktif dan semua potensinya untuk memberikan sumbangan yang produktif kepada masyarakat. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yakni bagaimana menciptakan sumber daya yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi. Tidak dapat dipungkiri kalau aspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama teknologi komunikasi dan transportasi, menyebabkan isu-isu global tersebut menjadi semakin cepat menyebar dan menerpa pada berbagai tatanan, baik politik, ekonomi dan sosial budaya. Bojonegoro terus meningkatkan kemampuan usia produktifnya ( ingat kita mengalami Bonus Demografi), yang terlatih, terampil dan terdidik melalui pelatihan-pelatihan teknis untuk banyak jenis kemampuan vocasional. Dan sebagian telah disertifikasi secara internasional. Juga memberikan beasiswa pendidikan bagi rakyat yang berprestasi, pelatihan teknis di bidang pendidikan dan kesehatan. Juga penting memberikan informasi selengkapnya tentang kondisi tenaga kerja yang ada di Bojonegoro ( database tenaga kerja, migas maupun non migas).
Ketiga, sumber daya sosial ( Social Capital). Sumber daya sosial juga sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam pengembangan masyarakat, tidak hanya berorientasi pada proses produksi atau sumber daya alam dan manusia saja, melainkan juga menyangkut hal aspek-aspek sosial yang ada di masyarakat. Sebagai sesuatu yang sudah terpola dan mengakar dalam masyarakat, sumber daya sosial tersebut pada umumnya juga berasal dari unsur-unsur budaya masyarakat. Sebagai salah satu bentuk sumber daya, kebudayaan yang dimiliki Bojonegoro merupakan media yang memungkinkan pembangunan dapat berlangsung dengan sukses. Juga sebagai potensi pariwisata yang bernilai sangat tinggi. Pembentukan modal sosial dapat menyumbang pada kesejahteraan rakyat karena adanya jejaring kerjasama (networks), norma Bojonegoro yang terus dijaga (norms), dan kepercayaan (trust) didalamnya yang menjadi kolaborasi (koordinasi dan kooperasi) sosial untuk kepentingan bersama. Inilah yang terus dilakukan oleh pemerintah Bojonegoro. Yaitu harus mampu dipercaya rakyat dengan menekan Korupsi, menggunakan belanja APBD dengan super prioritas. Memberi kemudahan perijinan dan pengelolaan perusahaan bagi para investor ( insentif investasi)
Sumber daya yang tersedia di sekitar lingkungan masyarakat akan bermanfaat dalam peningkatan taraf ekonomi rakyat Bojonegoro apabila sinergitas pemerintah, pihak swasta (investor) dan rakyat Bojonegoro mampu mengolahnya dengan baik. Potensi sumber daya alam diimbangi dengan sumber daya manusia yang tersedia akan mampu menghasilkan suatu produk yang nantinya akan meningkatkan perekonomian. Rakyat mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Tujuan pengelolaan sumber daya alam adalah agar tercipta keselarasan antara sumber daya manusia dengan lingkungannya yang pada akhirnya perekonomian masyarakat dapat meningkat dengan tepat guna dan optimal. Bojonegoro yang produktif akan mendekatkan jarak rakyat Bojonegoro dengan kondisi sejahtera yang sebenarnya. Amin.
Penulis adalah Kabid Sosial Budaya Bappeda Bojonegoro dan peneliti di Djanggelng Institute