Urban Cycling, Gaya Hidup Baru Anak Muda Kota
Jumat, 21 November 2025 09:00 WIBOleh Tim Redaksi
Gaya Hidup - Urban cycling, atau bersepeda di lingkungan perkotaan, telah menjadi tren yang semakin populer di kalangan anak muda. Tidak hanya sebagai sarana transportasi alternatif, bersepeda kini berubah menjadi gaya hidup yang menggambarkan nilai-nilai kebebasan, kesadaran lingkungan, dan kesehatan.
Di tengah hiruk-pikuk kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, atau Yogyakarta, sepeda menjadi simbol perlawanan terhadap kemacetan, polusi, dan gaya hidup pasif. Fenomena ini mulai terlihat sejak masa pandemi COVID-19, ketika banyak orang mencari cara untuk beraktivitas di luar ruangan tanpa bergantung pada transportasi umum.
Para pesepeda urban umumnya berasal dari kalangan milenial dan Gen Z yang tinggal dan bekerja di kota. Mereka menjadikan sepeda sebagai bagian dari identitas dan ekspresi diri. Jenis sepeda lipat, fixie, hingga road bike sering terlihat di jalan-jalan kota, dikendarai oleh anak-anak muda dengan gaya busana santai namun stylish.
Tidak sedikit dari mereka yang mendokumentasikan kegiatan bersepedanya melalui media sosial, sehingga turut memperkuat eksistensi tren ini secara visual dan digital. Tak hanya sebagai alat transportasi, sepeda juga menjadi media sosial yang mempererat komunitas.
Banyak kelompok pesepeda yang secara rutin mengadakan "fun ride", tur keliling kota, hingga aksi sosial seperti kampanye lingkungan atau penggalangan dana. Aktivitas ini memperlihatkan bahwa urban cycling bukan sekadar tren sesaat, melainkan gerakan sosial yang membawa dampak positif bagi lingkungan dan komunitas lokal.
Alasan Anak Muda Memilih Sepeda Sebagai Gaya Hidup
Ada beberapa alasan yang mendorong anak muda perkotaan menjadikan urban cycling sebagai pilihan utama dalam aktivitas harian mereka. Salah satu alasan paling dominan adalah efisiensi. Di tengah kemacetan lalu lintas yang semakin parah, sepeda memberikan solusi mobilitas yang praktis dan cepat, terutama untuk jarak dekat atau sedang.
Selain itu, nilai kesehatan juga menjadi pertimbangan utama. Bersepeda rutin terbukti mampu meningkatkan kebugaran, menjaga berat badan, serta menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Gaya hidup sehat kini menjadi aspirasi banyak anak muda, terutama setelah pandemi yang menyadarkan pentingnya imunitas dan gaya hidup aktif.
Komunitas Sepeda Dan Pengaruhnya Dalam Perubahan Sosial
Komunitas sepeda memegang peran penting dalam mendorong transformasi gaya hidup dan pembangunan kota yang lebih ramah lingkungan. Di berbagai kota di Indonesia, muncul banyak komunitas bersepeda yang aktif melakukan berbagai kegiatan rutin. Termasuk Bojonegoro, di kota paling pinggir Jawa Timur ini muncul banyak komunitas pesepada, di antaranya Gowes Rea Reo Community (GRC), Ngambon Cycling Community (NCC), Bojonegoro Adventure community (BAC) dan masih banyak lagii yang lainnya.
Tidak hanya sekadar berkumpul untuk bersepeda bersama, mereka juga menjadi agen perubahan sosial yang mendorong berbagai agenda penting, mulai dari advokasi infrastruktur hingga kampanye pelestarian lingkungan.
Tantangan Dan Masa Depan Urban Cycling Di Indonesia
Masa depan urban cycling sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. Jika ketiganya dapat bekerja sama membangun ekosistem yang mendukung, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi negara yang ramah sepeda, sebagaimana negara-negara maju lainnya.
Selain memberikan solusi terhadap masalah kemacetan dan polusi, urban cycling juga menciptakan kota yang lebih manusiawi, sehat, dan berkelanjutan. Dengan komitmen yang kuat dan visi jangka panjang, urban cycling akan terus tumbuh sebagai gaya hidup anak muda kota. Ini bukan sekadar tren, tapi awal dari revolusi mobilitas yang lebih cerdas dan beradab dengan Urban Cycling.(red/toh)
































.md.jpg)






