Inspirasi Kemerdekaan Bagi Kaum Muda, Sebuah Refleksi
Senin, 17 Agustus 2015 07:00 WIBOleh M. Hasan Basri
Oleh M. Hasan Basri
Tiap 17 Agustus, kita memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang kita cintai. Inspirasi apakah yang diwariskannya?
Banyak inspirasi dan nilai-nilai yang dapat kita ambil dari peristiwa seputar kemerdekaan Republik Indonesia itu. Pertama, tentang cita-cita yang jelas. Artinya adalah cita-cita para pahlawan, yaitu kemerdekaan bangsa Indonesia dan pembebasan bumi pertiwi dari penjajahan bangsa asing. Ini adalah cita-cita besar.
Bung Karno sebagai proklamator memberikan inspirasi supaya kita menggantungkan cita-cita kita setinggi langit. Cita-cita membuat kita bangun lebih pagi. Setiap jaman sebenarnya menyediakan tantangan sekaligus kesempatan bagi setiap orang untuk melakukan tindakan-tindakan besar dan tindakan-tindakan bermakna. Yaitu, bila ia bekerja tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk kebaikan dan kepentingan.
Kedua, tentang semangat pantang menyerah. Bila kita memiliki cita-cita yang jelas, tantangan atau godaan apapun tidak akan menggoyahkan kita. Kita tidak akan menyerah dengan mudah. Misalkan sebuah ilustrasi Columbus, “setelah sebulan berlayar, anak buah Columbus sudah putus asa. Pulau yang diimpikan belum juga kelihatan. Mereka terus mendesak Columbus untuk kembali ke Spanyol. Tetapi setiap kali didesak, Columbus menjawab, “ayo kita teruskan sedikit lagi.” Dan seterusnya kita tahu. Columbus dianggap menemukan benua Amerika, sekalipun benua ini sebelumnya sudah ditemukan dan dihuni oleh orang-orang Indian. Yang jelas, inilah hasil sebuah cita-cita besar yang diikuti dengan semangat pantang menyerah.
Jadi jangan kita mudah menyerah. Bila terus berjalan menuju ke arah cita-cita, pada suatu saat kita akan sampai. Seringkali hal itu terjadi justru pada saat kita sudah ada di ujung putus asa.
Ketiga, tentang keberanian. Bung Karno dan kawan seperjuangannya pastilah bukan para pengecut. Beberapa kali dibuang oleh kolonial Belanda, tetapi tidak pernah putus asa, tidak mau menempuh jalan aman dan penakut. Mereka dengan sadar memilih jalan sulit dan berbahaya. Mereka memilih menempuh jalan yang jarang dilalui.
Ini perlu kita teladani sebagai generasi penerus bangsa dalam menjalani hidup saat ini. Cita-cita yang cemerlang sering kali gagal karena kita tidak memiliki keberanian untuk mewujudkannya. Kita takut untuk memulai. Kita takut untuk mengambil resiko. Kita takut gagal. Semua rasa takut itu melumpuhkan kita.
Jika anda memiliki keinginan, laksanakanlah. Keberanian memiliki kejeniusan sendiri.
Jelasnya, kepandaian itu akan timbul bila kita memiliki keberanian. Keberhasilan hanya buat mereka yang berani. Dunia ini adalah untuk orang-orang pemberani.
Keempat, tentang semangat berkorban. Pengorbanan adalah sebuah kata yang indah dan dinamis. Karena itu, perkembangan pengetahuan dan pengalaman dengan perubahan waktu identik dengan pengorbanan yaitu berubah dan berkembang. Setiap tindakan pengorbanan adalah pelayanan. Prinsip-prinsip pengorbanan adalah satu hal dan praktek-praktek yang didasarkan atas agama atau hal yang lain. Prinsip-prinsip ini adalah mutlak dan tak terpengaruh oleh ruang dan waktu. Hanya saja, setiap zaman memiliki cara berkorban sendiri dan mempunyai kekhasan sendiri pula.
Para pahlawan yang gagah berani telah mengorbankan jiwa dan raganya demi tanah air, demi kita generasi penerus. Dan ini membuat kita bangga.
Karena pengorbanan mereka, kita bukanlah penumpang gelap. Bukan penumpang gratis (free riders) di Indonesia ini. Kita sama-sama memiliki andil di negara ini. Karena itu, kita juga ikut memiliki hak untuk menentukan arah ke mana negara ini hendak dibawa.
Dan kita wajib merenungkan kalimat berikut; tiada pengorbanan yang sia-sia, tiada rintangan yang tak dapat diatasi.
)* Penulis adalah Mahasiswa STAI AT-TANWIR Bojonegoro