Tanggul Bengawan Solo Rawan Longsor
Selasa, 16 Februari 2016 17:00 WIBOleh Khoirul Anam
Oleh Khoirul Anam
Kanor - Pasang surut air Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro rawan menyebabkan sejumlah tanggul longsor. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro mencatat sebanyak tiga titik tanggul mengalami longsor. Di antaranya di Desa Banjarjo, Desa Kuncen, Kecamatan Padangan, serta Desa Kemiri, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro.
Selain itu, tanggul Sungai Bengawan Solo yang juga mengalami longsor terjadi di Desa/Kecamatan Kanor. Bahkan, kondisi tanggul sudah sangat kritis dan rawan jebol. Sebenarnya, longsornya tanggul itu sudah terjadi sejak empat tahun lalu, juga sudah dilakukan perbaikan darurat dengan model sand bag (menguruk dengan karung berisi pasir) oleh BPBD serta pihak kecamatan dan desa beberapa waktu lalu.
Namun, karena tingginya debit air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu, tanggul tersebut kembali mengalami longsor. Bahkan kondisinya semakin membahayakan dan mengancam ribuan kepala keluarga terendam banjir.
Tanggul yang longsor itu panjangnya hampir 40 meter dan lebarnya hampir limat meter. Tampak separuh badan tanggul longsor ke dalam sungai. Sebelumnya, badan tanggul yang longsor itu lebarnya hanya sekira satu meter. Namun, akibat tingginya debit air beberapa hari kemarin membuat tanah tergerus air dan longsor.
"Apalagi titik tanggul yang longsor itu posisinya berada di tikungan, sehingga saat air naik sering terkena hantaman air," ujar Kasi Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Bojonegoro, MZ Budi Muljono.
Menurut Budi, setelah longsor, BPBD bersama Muspika Kecamatan Kanor langsung melakukan perbaikan darurat dengan cara diuruk ribuan karung berisi pasir dan tanah. Kemudian ditutup terpal plastik dan ditancapi pohon bambu sebagai penahan karung.
"Sudah kita lakukan perbaikan darurat setelah masyarakat setempat melaporkan adanya longsor susulan. Untuk perbaikan permanen rencananya akan dilaksanakan bulan April mendatang oleh Balai Bengawan Solo," jelasnya.
Sementara itu, salah satu warga sekitar Ahmad Qirom (34) mengatakan, setelah terjadinya longsor susulan tanggul Sungai Bengawan Solo yang berada di barat perkampungan warga itu dia dan warga lainnya merasa was-was. Sebab, lokasi tanggul yang longsor berada di dekat rumah warga, sehingga jika tanggul itu jebol tidak menutup kemungkinan ratusan rumah warga akan terseret arus.
"Kami masih trauma kejadian tanggul jebol pada tahun 2007 dan 2008 lalu, saat itu banyak rumah warga sini yang rusak diterjang derasnya air, sehingga saat kondisi tanggul longsor kami meminta untuk diperbaiki," ungkapnya.
Sementara itu, tebing bantaran Bengawan Solo di Desa Banjarjo, Kecamatan Padangan, semakin mendekati rumah warga. Longsor sepanjang 300 meter dengan kedalaman 7 meter. Jarak antara tebing Bengawan yang longsor dengan rumah warga tinggal sekitar 1,5 meter.
Rumah Mashari dan Maryoto yang paling dekat dengan tebing Bengawan yang longsor. Mashari berencana pindah ke lokasi lain, namun pembongkaran dan pindah rumah itu akan dilakukan pada musim kemarau mendatang. “Sekarang masih mengumpulkan biaya untuk bongkar dan pindah rumah itu. Jadi, selama musim hujan ini ya tetap bertahan, meski sering waswas kalau air Bengawan naik,” ujar Mashari. (nam/kik)