Kumpulan Cerita Pendek Karya Seno Gumira Ajidarma
Matinya Seorang Penari Telanjang
Minggu, 01 Mei 2016 21:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
BUKU ini terdiri dari banyak cerita pendek. Salah satunya adalah yang menjadi judul buku, Matinya Seorang Penari Telanjang (Galang Press, 1997). Penulisnya Seno Gumira Ajidarma, seorang jurnalis papan atas dan penulis serba bisa. Seno ini menulis bermacam-macam, mulai dari cerita silat, romantis, fotografi, kolom, komik, dan lain sebagainya. Cerpen ini bercerita tentang pengungkapan kasus pembunuhan yang menimpa seorang perempuan bernama Sila. Sila ini berprofesi sebagai seorang penari telanjang di sebuah diskotik. Uniknya Sila ini hafal puisi-puisi Chairil Anwar.
Sila ini banyak yang menyukai. Terhitung ada empat lelaki yang menyukainya. Nah suatu kali, Sila ini ditemukan tidak bernyawa di sebuah gang sempit. Tentang kematian Seno inilah cerita kian menarik. Pembaca akan dibuat menduga-duga dan bertanya siapa yang membunuh Sila dan kenapa dia dibunuh? Pembaca akan tahu bahwa dalam setiap peristiwa kriminal seperti pembunuhan akan menyisakan bukan sekadar pembunuhan itu sendiri, melainkan banyak sekali aspek, dari ekonomi, politik, kejiwaan dan lain sebagainya. Cerita ini juga demikian. Judulnya juga nendang sekali. Saya kira buku ini tentang begituan, ternyata kalau kita jeli membacanya, bukan sekadar tentang erotisme.
Cerita lainnya yang saya suka adalah Manusia Kamar. Ini bercerita tentang seorang lelaki bernama Sukab. Dia seorang penulis yang kerapkali mengirim tulisan ke media massa dan dimuat. Tapi tentang siapa Sukab sendiri ini, merupakan cerita tersendiri yang menarik untuk disimak dan dicermati. Sukab ini hidup menyendiri dan cenderung asosial. Dia memandang dunia sekeliling secara apatis sekali. Dunia sekeliling dipandangnya tidak ada yang baik. Palsu semua. Orang yang sepertinya baik di luar sana, suka membantu orang, ternyata tidak sepenuhnya demikian. Seno menggambarkannya dengan sedikit keterlaluan dan menakutkan, tapi kesannya lucu. Bayangkan orang yang tidak percaya lagi dengan kebaikan, dengan nilai-nilai, dengan optimisme masa depan, pokoknya parah deh.
Akhirnya, Sukab hidup dengan kesepiannya dengan menyewa sebuah rumah yang lebih mirip kandang babi. Dia hidup dengan uang hasil menulisnya di jurnal-jurnal dan media yang selalu tayang karena tulisannya bagus-bagus, dalam, bernilai filsafat dan penuh perenungan yang tajam. Banyak sekali yang menyukai tulisannya tetapi tak tahu siapa yang nulis. Sebenarnya manusia kamar ini adalah sebuah kritik tentang kejiwaan manusia di zaman modern yang kompleks. Yang ramai tapi menyebabkan manusia kesepian. Cerita ini menggambarkan tentang itu.
Banyak sekali cerita-cerita lainnya. Masing-masing sangat menyenangkan dibaca. Ya, menyenangkan. Selain menyenangkan juga menginspirasi. Sebab penuh permenungan. Cerita lainnya adalah Matinya Seorang Pemain Sepak Bola, Tante W, Nyanyian Sepanjang Sungai, Matinya Seorang Wartawan Ibukota, Selamat Pagi Para Penganggur, dan lain-lain. Seno yang seorang sastrawan piawai, seorang jurnalis papan atas, memadukan fakta dan fiksi dengan begitu hidup. Demikian...