News Ticker
  • Meski Dana Bantuan dari Pemerintah Belum Cair, KDM Padangan, Bojonegoro Mulai Beroperasi
  • Bimbel Kampung Ilmu Kota Bojonegoro Dibuka
  • Berikut Ini Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Bojonegoro
  • Begini Cara Siswa dan Mahasiswa Bojonegoro Siap Taklukkan Dunia Kerja
  • KAI Buka Lowongan Kerja untuk Talenta Muda, Tegaskan Proses Transparan dan Gratis
  • Permintaan Produksi Turun, Ratusan Buruh Pabrik Rokok MPS Padangan, Bojonegoro di PHK
  • Peserta Gerak Jalan Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Kanor, Bojonegoro Meninggal Dunia
  • Pemkab Bojonegoro Perkenalkan Apilasi e-Bakul, Dorong ASN Belanja Produk UMKM Lokal
  • Pemkab Bojonegoro Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau
  • Pemkab Bojonegoro Raih Penghargaan Kategori Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Anugerah Desa Inspiratif
  • Peringati HUT Kemerdekaan RI, PNM Cabang Bojonegoro Gelar Lomba Anak dan Cek Kesehatan Gratis
  • Menpora RI Hadiri Festival Olahraga Tradisional di GOR Utama Bojonegoro, Beri Apresiasi Tinggi
  • Kantor Bea Cukai Bojonegoro Musnahkan 8,5 Juta Batang Rokok Ilegal Senilai Rp 12,6 Miliar
  • Bupati Setyo Wahono Kukuhkan Pengurus Baru GOW Bojonegoro
  • Hari Ketujuh, Semburan Api dari Sumur Tua di Bogorejo, Blora Berhasil Dipadamkan
  • IJTI Pantura Raya Gelar Sinau Jurnalistik dan Broadcasting untuk Pelajar Bojonegoro
  • Inilah Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau
  • Motor Tabrak Truk Boks di Ngasem, Bojonegoro, Seorang Pemotor Anak Meninggal Dunia
  • Diduga Serangan Jantung, Warga Gayam, Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Sawah
  • Tahun 2025, Bojonegoro Terima DBH Cukai Hasil Tembakau Rp 119,8 Miliar, Inilah Penggunaannya
  • Perempuan Indonesia Merajut Bojonegoro dan Tuban dapat Kepercayaan dari Luar Negeri
  • Perempuan Indonesia Merajut Bojonegoro dan Tuban dapat Kepercayaan dari Luar Negeri
  • Pemkab Blora Dirikan Dapur Umum bagi Warga Terdampak Kebakaran Sumur Minyak di Bogorejo
  • Gerak Cepat, Bupati Arief Rohman Datangi Lokasi Kebakaran Sumur Minyak di Bogorejo, Blora
Tentang Bocah yang Mencintai Desanya

Novel Ulid Tak Ingin ke Malaysia Karya Mahfud Ikhwan

Tentang Bocah yang Mencintai Desanya

Oleh Mohamad Tohir*

Judul: Ulid Tak Ingin ke Malayasia
Pengarang: Mahfud Ikhwan
Penyunting: Fenita Agustina
Penerbit: Jogja Bangkit
Tahun terbit: 2009
Tebal:400 Halaman
ISBN: 978-602-95394-2-4

KALAU Anda mampir ke Bazar Buku di Aula Islamic Center Bojonegoro (baca berita Rabu, 26/08, media ini), tidak ada salahnya bila memilih buku yang ingin saya pamerkan ini. Pasalnya, saya baru saja membelinya. Dan saya merasa senang. Saya berharap Andapun senang. Judulnya Ulid Tak Ingin ke Malaysia.

Mengapa saya senang? Pertama, buku ini murah. Bagaimana tidak murah? Tebalnya saja 400 halaman dan dibanderol hanya dengan 10 ribu. Awalnya, saya berpikir penjualnya keliru. Tapi saya urungkan untuk menanyakannya. Saya akhirnya berpikir bahwa ini hanya karena saya terlalu serius berpikir bahwa harga buku itu pasti mahal.

Kedua, buku ini ditulis oleh tetangga kita, orang Lamongan. Namanya Mahfud Ikhwan. Siapa dia?

Bagi saya, mempertimbangakan latar belakang seorang penulis dalam memilih buku yang hendak saya baca atau beli itu penting. Meski tidak selalu, karena saya juga sering sekali menemui buku-buku bagus yang tidak saya ketahui samasekali latar belakang penulisnya.

Mahfud Ikhwan ini sorang penulis yang gigih. Dia berproses dari tidak bisa menjadi bisa. Dari jurnalisme kampus. Menulis untuk buku pelajaran. Menulis tentang sepak bola dan film india. Dan kabar terbaru, belum lama ini, Mahfud Ikhwan diganjar sebagai juara pertama sayembara penulisan novel Dewan Kesenian jakarta (DKJ). Judul novelnya Kambing dan Hujan. Tentang dilema cinta sepasang kekasih berhaluan beda. Satu NU, satunya Muhammadiyah.

Ketiga, novel ini bagus. Memang sepintas lalu nampak seperti buku motivasi untuk perempuan berjilbab. Sebab, sampulnya seorang perempuan muda yang sedang duduk termangu entah mikirin apa. 

Memang, buku itu tidak diganjar penghargaan apa-apa. Bahkan, berdasarkan informasi yang saya terima, novel ini sempat ditolak oleh beberapa penerbit. Di Jogja, yang dunia penerbitannya seperti industri jajan rumahan itu, bahkan amat aneh kalu sebuah buku sampai ditolak penerbit. Bisa jadi naskah itu sangat buruk. Atau kemungkinan lain, ada indikasi tidak laku di pasaran.

Tapi, perlu diingat, buku ini adalah novel pertama Mahfud Ikhwan. Sekarang dia sedang naik daun. Diperbincangankan di mana-mana gara-gara bukunya menang DKJ. Dan kalau dia bisa terus menjaga staminanya, tidak menutup kemungkinan dia bakal terus berkembang dan karyanya bakal lebih bagus lagi. Saat dia berada di pucuk nanti, orang akan lupa kalu dia pernah menulis buku semacam Ulid Tak Ingin ke Malaysia ini.

Saya ingin memberi ilustrasi. Pramoedya Annata Toer yang namanya besar dan karyanya luar biasa itu, dulu pernah menulis buku isinya tentang resep-resep obat Jawa. Naskah itu ditolak oleh penerbit. Tidak ada yang tahu di mana itu naskah sekarang. Bisa jadi itu adalah kalau saja naskah itu diterbitkan, bakal ramai yang mencarinya. Saya membayangkan Mahfud bakal menemui nasib serupa. Maka tak ada salahnya memiliki novel pertama Mahfud. Toh, bagi dia ini tentu saja istimewa. Jelek-jelek ini buku pertama.

Tapi saya tak ingin mengatakan bahwa buku ini jelek. Buku ini ditulis dengan baik. dengan penelitian berdasarkan kisah nyata. Sebab, fiksi yang baik, kata para pakar, tidak hanya ditulis berdasar imajinasi belaka. Tetapi ada kekuatan faktual di balik kefiksiannya. Nah, buku ini demikian. Ceritanya tidak melayang di awang-awang karena dekat dengan kehidupan sekitar. Tentang kehidupan anak desa, yakni kehidupan petani bengkoang.

Namanya Ulid. Dia masih kecil. Dia menikmati dan mencintai aktivitas orang-orang di desanya. Para petani bengkoang. Penambang kumbung. Dia pendiam dan merasa risih dengan godaan kawan-kawannya yang mencomblanginya dengan seorang cewek bernama Juwariyah. Dia hidup di tengah sebuah pergeseran pola kehidupan masyarakat yang mendamba mencari rejeki ke luar negeri, Malaysia khususnya. Dia tidak suka ke Malaysia seperti banyak pemuda desa dan para laki-laki desa tersebut. Tapi ayahnya yang seorang guru itu suatu ketika berangkat ke Malaysia karena ekonomi keluarga masih bermasalah. Ke Malaysia, bagi Ulid, adalah tidak cinta Indonesia. Makanya, dia marah dengan bapaknya ketika berangkat.

Suatu ketika Bapaknya pulang. Tapi karena suatu kasus kriminal. Ulid jadi kian jengkel. Tambah jengkel lagi, sebab kepulangan bapaknya ternhyata membuat ibunya yang berangkat ke Malaysia. Nasib Ulid yang nampak sial tersebut itulah yang pada akhirnya membentuk kepribadiannya. Tentang padangan-pandangannya terhadap mencari rejeki di luar negeri dan urusan kesepian karena ditinggal orang tersayang.

Pokoknya membumi sekali. Saya belum bisa menceritakan detailnya. Sebab saya kuatir Anda tidak jadi membeli dan memilikinya. Sebab, kebanyakan orang memang lebih suka mendengar cerita buku dari orang lain. Tapi, memilikinya tentu lebih nikmat. Yakinlah!

Foto Buku : www.heruls.net

*Pembaca novel. Bergiat di Komunitas LESUNG, Bojonegoro

 

Gempur Rokok Ilegal
Berita Terkait

Videotorial

Inilah Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau

Berita Video

Inilah Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, pada tahun 2025 ini dialokasikan bakal menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH ...

Berita Video

Berikut Ini Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Bojonegoro

Berita Video

Berikut Ini Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Bojonegoro

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, pada tahun 2025 ini dialokasikan bakal menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) sebesar ...

Teras

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

Menyoroti Konsep Penanggulangan Bencana di Bojonegoro

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

"Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. ...

Opini

Program ‘Bojonegoro Klunting’, Sesat Pikir Tata Kelola APBD

Opini

Program ‘Bojonegoro Klunting’, Sesat Pikir Tata Kelola APBD

Bojonegoro - Jika hari ini ada beberapa kelompok menggiring opini bahwa dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro ...

Quote

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Saat datangnya Hari Raya Idulfitri, sering kita liha atau dengar ucapan: "Mohon Maaf Lahir dan Batin, seolah-olah saat IdulfFitri hanya ...

Sosok

Pratikno, di Mata Mantan Bupati Bojonegoro, Kang Yoto

Sosok

Pratikno, di Mata Mantan Bupati Bojonegoro, Kang Yoto

Bojonegoro - Salah satu putra terbaik asal Bojonegoro, Prof Dr Pratikno MSoc Sc, pada Minggu malam (20/10/2024) kembali dipilih menjadi ...

Infotorial

Busambo: Ketika Industri Migas Menjadi Penjaga Budaya di Tengah Gelombang Digital

Busambo: Ketika Industri Migas Menjadi Penjaga Budaya di Tengah Gelombang Digital

Bojonegoro Suara gemerincing gamelan dan hentakan kendang mengalun dari sebuah sanggar di Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro, Jawa Timur. Di ...

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Blora - Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD dan warga sekitar terus melakukan pencarian terhadap serpihan pesawat tempur T-50i Golden ...

Religi

Pakaian Ihram saat Haji dan Umrah, antara Syariat dan Hakikat

Pakaian Ihram saat Haji dan Umrah, antara Syariat dan Hakikat

Judul itu menjadi tema pembekalan sekaligus pengajian Rabu pagi (24/01/2024) di Masjid Nabawi al Munawaroh, Madinah, kepada jemaah umrah dari ...

Wisata

Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025

Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bakal menggelar Festival Geopark 2025. Festival Geopark 2025 ...

Hiburan

Jambore dan Gelar Seni Taruna Budaya Meriahkan Festival Geopark Bojonegoro 2025

Festival Geopark Bojonegoro 2025

Jambore dan Gelar Seni Taruna Budaya Meriahkan Festival Geopark Bojonegoro 2025

Bojonegoro - Sejumlah acara, meriahkan hari ketiga Festival Geopark Bojonegoro 2025. Sabtu (28/06/2025). Di pagi hari, kegiatan diawali dengan Pembukaan ...

1756696264.8889 at start, 1756696265.1557 at end, 0.26674699783325 sec elapsed