News Ticker
  • Harga Pupuk Turun, DKPP Bojonegoro Jamin Ketersediaan di Musim Tanam Aman
  • Usai Evaluasi Kemenkeu dan Mendagri, Bupati Bojonegoro Akan Evaluasi Menyeluruh OPD Soal Pengelolaan Anggaran
  • Pertamina Patra Niaga Masif Siagakan Layanan dan Kualitas BBM, Pastikan Penanganan Terukur
  • ASN Bojonegoro Didorong Kuasai Data Spasial dan SPBE untuk Percepatan Transformasi Digital
  • Emas dan Telur Ayam Jadi Pemicu Utama Inflasi Bojonegoro, TPK Hotel Naik Saat Ada Event Pemkab
  • Harga Pupuk Bersubsidi Turun, Petani Bojonegoro Sambut Gembira
  • Trump Naikkan Tarif China: Perang Dagang Dimulai Lagi, Siapa yang Akan Paling Terluka ?
  • Prakiraan Cuaca Kabupaten Bojonegoro. Selasa, 04 November 2025
  • 04 November
  • Bupati Wahono Tegaskan Gayatri adalah Langkah Awal Kemandirian Ekonomi Keluarga
  • Bengkel Mitra Pertamina di Bojonegoro Padat, Puluhan Kendaraan Ditangani Cepat
  • Tren Pariwisata Dunia Bergeser, Indonesia Punya Peluang Besar
  • Kekosongan Kursi Kepala OPD Bertambah Setelah Pelantikan Sekda Baru
  • Gubernur Khofifah Ajak Warga Jatim Rawat Persatuan di Tengah Dinamika Global
  • Menko PMK Dorong Pemkab Bojonegoro Lakukan Transformasi dan Kolaborasi di Tengah Tantangan Fiskal
  • Pemkab Bojonegoro Tegaskan Komitmen Transparansi dan Kesejahteraan Pekerja Tembakau
  • SH Terate Cabang Bojonegoro Resmi Buka Program Latihan Pencak Silat Usia Dini
  • Offroad Bojonegoro 2025, dari Medan Lumpur Tumbuh Solidaritas dan Cinta Alam
  • Prakiraan Cuaca Kabupaten Bojonegoro, Senin 03 November 2025
  • 03 November
  • Medhayoh Night Run Jadi Agenda Penutup HJB 348
  • Gubernur Jatim Luncurkan Inovasi Baru Layanan Kesehatan RSUD dr Soetomo
  • 02 November
  • Latihan Serius Berujung Manis, Nyafica Juarai Lomba Bertutur tentang Nilai Hidup Orang Samin
Lingkar Tanah Lingkar Air, Ahmad Tohari

Resensi buku

Lingkar Tanah Lingkar Air, Ahmad Tohari

*Oleh Muhammad Roqib

Jarang ada penulis novel seperti Ahmad Tohari. Ia lebih suka memilih tinggal di desa di Banyumas ketimbang tinggal di kota seperti Jakarta. Padahal, ia boleh dibilang cukup terkenal dengan karya-karyanya yang gemilang. Dia tidak pernah melepaskan diri dari pengalaman hidup kedesaannya yang mewarnai seluruh karya sastranya. Misalnya, salah satu karyanya yang cukup terkenal yaitu Ronggeng Dukuh Paruk (1982) yang telah difilmkan dengan judul Sang Penari. Karya lainnya yang cukup terkenal Di Kaki Bukit Cibalak (1986), Senyum Karyamin (1989), Bekisar Merah (1993), Lingkar Tanah Lingkar Air (1992), Orang-Orang Proyek (2002), Kubah (2005).

Hampir semua karya sastra Ahmad Tohari mengambil seting pedesaan. Yang paling kental suasana pedesaannya yaitu Ronggeng Dukuh Paruk. Ia juga lebih senang bercerita tentang orang-orang kecil seperti dalam novelnya berjudul Senyum Karyamin. Tetapi, Ahmad Tohari juga suka menulis karya novel berlatar belakang pergolakan politik seperti dalam buku novelnya berjudul Lingkar Tanah Lingkar Air. Ronggeng Dukuh Paruk juga mengambil latar belakang cerita pergolakan politik di tahun 1960-an.

Baiklah, dari sekian karyanya yang semuanya menurut saya menarik itu, saya akan mengulas sedikit bukunya berjudul Lingkar Tanah Lingkar Air. Buku ini terbilang tipis cuma setebal 165 halaman. Bandingkan misalnya dengan bukunya yang lain Ronggeng Dukuh Paruk yang setebal 404 halaman.

Novel Lingkar Tanah Lingkar Air ini bercerita tentang perjuangan dan pergolakan politik tahun 1946. Ketika pemerintahan Republik Indonesia di bawah Soekarno-Hatta sedang membangun sistem politik. Setelah Belanda dan Jepang berhasil diusir, banyak pejuang kemerdekaan yang sebelumnya punya satu musuh bersama yaitu penjajah, kemudian kembali terpecah menjadi kelompok-kelompok. Saat itu, ikatan nasionalisme belum terbangun secara kokoh, namun baru sebatas semangat mengusir penjajah dari Nusantara.

Tokoh dalam cerita novel itu adalah Amid, Kiram, Kang Suyud, Jun, Kiai Ngumar dan Umi. Amid, Kiram, dan Jun merupakan santri yang mengaji pada Kiai Ngumar. Sementara, Kang Suyud juga seorang kiai namun masih muda. Kiai Ngumar disebut salah satu tokoh Sarekat Islam (SI) yang kemudian pecah jadi SI merah dan SI Putih. Kiai Ngumar ikut SI Putih.

Dengan restu Kiai Ngumar, Amid, Kiram, dan Jun ikut berperang mengusir penjajah Belanda. Namun, mereka tergabung dalam kelompok yang disebut Hisbullah. Kang Suyud juga ada di kelompok ini. Kelompok ini disamakan oleh satu keyakinan perjuangan yaitu mengusir penjajah dan menegakkan Islam.

Namun, setelah Belanda mengakui kedaulatan RI, kelompok yang getol mengusir penjajah ini pun tidak lagi berperang. Pemerintah RI saat itu mengajak kelompok-kelompok pejuang itu agar masuk tentara Republik. Namun, perseteruan di dalam tentara Republik ini membuat Kang Suyud enggan masuk tentara Republik. Ia lebih memilih tetap bertahan di kelompok Hisbullah. Ia mengajak Amid, Kiram, dan Jun tidak usah bergabung dengan tentara Republik.

Pandangan Kang Suyud semakin ekstrem dan berseberangan dengan Kiai Ngumar. Padahal, Kiai Ngumar menginginkan setelah perang usai, Amid dan kawan-kawannya bergabung dengan tentara Republik.

Kang Suyud mendengar kabar kalau kelompok pejuang di bawah pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo mendeklarasikan negara Islam dengan sebutan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia. Amid yang semula ingin bergabung dengan tentara Republik, malah dengan berat hati bergabung dengan tentara Darul Islam.

Pada mulanya pasukan Darul Islam cukup banyak menguasai wilayah Gunung Slamet dan sekitarnya. Namun, pertempuran demi pertempuran dengan tentara Republik membuat pasukan Darul Islam semakin lemah. Jumlahnya semakin berkurang dan terpaksa sembunyi di hutan dan pegunungan. Amid, Kiram, dan Jun bertahan di tempat persembunyiannya di hutan. Sebenarnya, mereka ingin menyerah, tetapi tidak ada pilihan lain selain sembunyi. Pimpinan DI/TII, Sekarmadji Maridjan, akhirnya juga menyatakan menyerah dan meminta seluruh pasukannya menyerahkan diri.

Namun, tidak ada jaminan kalau mereka menyerah kemudian bisa selamat. Sebab, di tubuh tentara Republik sendiri ada kelompok yang memusuhi pasukan Darul Islam itu. Menyerah berarti hukuman mati. Namun akhirnya dengan bantuan Kiai Ngumar, Amid, Jun, dan Kiram dapat menyerahkan diri dan kembali ke masyarakat.

Tetapi, situasi politik saat itu memang serba kacau. Kelompok komunis menguat dan membentuk barisan organisasi perlawanan rakyat yang dipersenjatai. Mereka sering mengadakan rapat akbar dan mencemooh bekas anggota Darul Islam. Mereka juga sering melancarkan politik menyerang para kiai.

Hingga akhirnya terdengarlah kabar kalau kelompok komunis itu melakukan kudeta di Jakarta. Kabar itu terdengar juga di pedesaan dan juga di kampung Amid, Kiram, dan Jun. Tentara Republik lalu mengajak bekas pasukan Darul Islam yaitu Amid, Kiram, dan Jun ikut menyerbu kelompok bersenjata komunis yang masih bertahan di daerah. Amid, Kiram, dan Jun akhirnya ikut menyerbu kelompok komunis di tempat persembunyiannya. Namun, dalam penyerbuan itu Amid tertembak dan akhirnya mengembuskan napas terakhirnya.

Amid, tokoh utama dalam novel ini juga menikah dengan Umi, anak dari seorang tokoh Darul Islam. Umi sempat dibawa ke tempat persembunyian Amid saat masih menjadi pasukan Darul Islam. Umi mengandung dan melahirkan di tengah hutan.

*Penulis pegiat di komunitas Langit Tobo

Gambar ilustrasi www.kaskus.co.id

 

Banner Ucapan HJB Bupati dan Wabup
Berita Terkait

Videotorial

Penyemayaman Api Abadi Hari Jadi Bojonegoro Ke-348 di Pendopo Malowopati

Berita Video

Penyemayaman Api Abadi Hari Jadi Bojonegoro Ke-348 di Pendopo Malowopati

Bojonegoro - Bupati Bojonegoro Setyo Wahono, didampingi Wakil Bupati Nurul Azizah dan Ketua DPRD Abdulloh Umar, bersama jajaran Forkopimda Bojonegoro ...

Berita Video

Berikut Ini Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Bojonegoro

Berita Video

Berikut Ini Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Bojonegoro

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, pada tahun 2025 ini dialokasikan bakal menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) sebesar ...

Teras

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

Menyoroti Konsep Penanggulangan Bencana di Bojonegoro

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

"Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. ...

Opini

Trump Naikkan Tarif China: Perang Dagang Dimulai Lagi, Siapa yang Akan Paling Terluka ?

Trump Naikkan Tarif China: Perang Dagang Dimulai Lagi, Siapa yang Akan Paling Terluka ?

Surabaya - Ketegangan perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat dan China kembali memanas pada tahun 2025. Situasi ini seperti ...

Quote

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Saat datangnya Hari Raya Idulfitri, sering kita liha atau dengar ucapan: "Mohon Maaf Lahir dan Batin, seolah-olah saat IdulfFitri hanya ...

Sosok

Pratikno, di Mata Mantan Bupati Bojonegoro, Kang Yoto

Sosok

Pratikno, di Mata Mantan Bupati Bojonegoro, Kang Yoto

Bojonegoro - Salah satu putra terbaik asal Bojonegoro, Prof Dr Pratikno MSoc Sc, pada Minggu malam (20/10/2024) kembali dipilih menjadi ...

Eksis

Latihan Serius Berujung Manis, Nyafica Juarai Lomba Bertutur tentang Nilai Hidup Orang Samin

Latihan Serius Berujung Manis, Nyafica Juarai Lomba Bertutur tentang Nilai Hidup Orang Samin

Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro menggelar Lomba Bertutur tingkat Kabupaten. Lomba ini berakhir pada Jumat (31/10/2025) kemarin. Sepuluh finalis bersaing memperebutkan ...

Infotorial

Trump Naikkan Tarif China: Perang Dagang Dimulai Lagi, Siapa yang Akan Paling Terluka ?

Trump Naikkan Tarif China: Perang Dagang Dimulai Lagi, Siapa yang Akan Paling Terluka ?

Surabaya - Ketegangan perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat dan China kembali memanas pada tahun 2025. Situasi ini seperti ...

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Blora - Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD dan warga sekitar terus melakukan pencarian terhadap serpihan pesawat tempur T-50i Golden ...

Religi

Pakaian Ihram saat Haji dan Umrah, antara Syariat dan Hakikat

Pakaian Ihram saat Haji dan Umrah, antara Syariat dan Hakikat

Judul itu menjadi tema pembekalan sekaligus pengajian Rabu pagi (24/01/2024) di Masjid Nabawi al Munawaroh, Madinah, kepada jemaah umrah dari ...

Wisata

Berikut ini Rangkaian Acara Peringatan Hari Jadi Bojonegoro Ke-348 Tahun 2025

Hari Jadi Bojonegoro Ke-348

Berikut ini Rangkaian Acara Peringatan Hari Jadi Bojonegoro Ke-348 Tahun 2025

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, telah mengagendakan sejumlah acara untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro (HJB) ke-348 yang jatuh ...

Hiburan

Emas dan Telur Ayam Jadi Pemicu Utama Inflasi Bojonegoro, TPK Hotel Naik Saat Ada Event Pemkab

Emas dan Telur Ayam Jadi Pemicu Utama Inflasi Bojonegoro, TPK Hotel Naik Saat Ada Event Pemkab

Bojonegoro Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bojonegoro mencatat, harga emas dan telur ayam menjadi dua komoditas utama yang mendorong kenaikan ...

1762276176.4625 at start, 1762276176.9675 at end, 0.50501608848572 sec elapsed