Pengembangan Proyek Unitasi Gas J-TB dalam Proses Evaluasi
Sabtu, 23 Juli 2016 08:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Ngasem - Negosiasi harga gas antara PT Pupuk Kujang Cikampek dengan Pertamina EP Cepu (PEPC) terkait pengembangan proyek unitasi gas Jambaran Tiung Biru (J-TB) belum mengalami perkembangan siginifikan. Hal ini berdampak pada molornya pengembangan proyek unitasi gas J-TB yang semestinya dimulai pada bulan Juni ini.
Diketahui PT Pupuk Kujang merupakan pembeli gas yang dihasilkan dari proyek yang dioperatori oleh PEPC tersebut. Pada Pupuk Kujang, PEPC mematok harga sesuai Plan of Development (PoD) yakni sebesar US$8 eskalasi dua persen per juta metrik british thermal unit (mmbtu).
Di sisi lain, seperti dilansir katadata.co.id, harga pupuk dunia sedang anjlok di level US$ 210 per ton, dari harga sebelumnya sebesar US$400 per ton. Padahal 70 persen bahan baku pupuk kujang adalah gas.
"Tentang perkembangan kesepakatan harga gas dengan pupuk kujang memang belum ada perkembangan. Namun saat ini evaluasi sedang dan akan terus berjalan," terang Public and Goverment Affairs Manager PEPC, Abdul Malik.
Dia menambahkan bahwa pihak pupuk Kujang saat ini belum sepakat tentang harga yang ditawarkan. Pupuk Kujang memang menyanggupi akan membeli gas dari J-TB dan menyelesaikan pembangunan pabriknya pada tahun 2021.
Sedangkan kegiatan produksi harus segera dimulai pada tahun 2019. Dan pada selilih 2 tahun itu jka tidak ada kegiatan, mengingat pembangunan Early Civil Work (ECW) sudah berjalan, disusul dengan Gas Production Facility (GPF), maka secara hitungan bisnis negara akan merugi. (rul/kik)