Blok Cepu
Petani dan Pedagang di Kecamatan Gayam Belajar Kelola Keuangan Mikro
Senin, 08 Agustus 2016 21:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Gayam - Sejumlah petani dan pedagang di Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, mengikuti pelatihan keuangan mikro, Senin (08/08/2016). Mereka yang tergabung dalam beberapa koperasi tersebut belajar bagaimana mengembangkan usaha melalui manajemen keuangan mikro.
"Perputaran ekonomi di Kecamatan Gayam ini sudah semakin besar. Itu harus kita hadapi dengan pengetahuan dan kemampuan yang memadai," ungkap Camat Gayam Hartono.
Dia mengatakan, tingkat perputaran uang di kecamatan penghasil minyak dan gas terbesar di Indonesia tersebut, telah meningkat melebihi kecamatan-kecamatan lain. Peran ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dalam menyerap bisnis dan pekerja lokal menjadi salah satu pendorongnya.
"Petani juga harus maju, pedagang harus sukses," ucapnya di depan 28 peserta yang merupakan pengurus dan pengawas KSP Rajekwesi.
Camat Hartono menambahkan, koperasi dan dana simpan pinjam yang ada ini merupakan bagian dari kehadiran industri migas yang dilakukan EMCL. Dia berharap, agar keberlanjutan program ini bisa terus dilakukan oleh masyarakat melalui koperasi. "Meskipun nantinya sudah tidak didampingi," tuturnya memotivasi.
Peserta pelatihan merupakan penerima manfaat program Peningkatan Mata Pencaharian Masyarakat EMCL yang didampingi LSM Bina Swadaya. Dalam program ini, mereka telah membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Kelompok-kelompok tersebut kemudian mendirikan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi Produsen Agribisnis (KPA).
"Ketiga lembaga ini mempunyai peran yang saling menguatkan," ujar perwakilan EMCL, Beta Wicaksono.
Kata Beta, KSM berperan sebagai basis produksi dan sumber permodalan swadaya masyarakat (kelompok). Sedangkan KSP sebagai penyedia permodalan untuk mendukung modal kerja usaha yang diakses dengan cara meminjam. Adapun KPA, imbuh Beta, berperan sebagai penyedia layanan bisnis KSM. "Per Juli bulan lalu, pendapatan koperasi atau SHU sudah sebesar Rp 106 juta. Ini sebuah pencapaian yang patut diapresiasi," tuturnya. (rul/tap)