Perajin Souvenir Batokan Keluhkan Semakin Sulitnya Bahan Baku
Kamis, 03 November 2016 20:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro – Perajin souvenir dari limbah kayu jati di Dukuh Bandar, Desa Batokan, Kecamatan Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, mengeluhkan semakin sulitnya mendapatkan pasokan bahan baku berupa limbah kayu jati. Kondisi itu membuat produksi kerajinan souvenir tersendat.
Menurut Siti Nur Rohmah, pemilik galeri UD Rohmah Jati, saat ini bahan baku berupa limbah kayu jati semakin sulit didapatkan. Bonggol kayu jati, kata dia, selama ini didapatkan dari daerah Bojonegoro, Blora, dan Ngawi.
“Kesulitan perajin souvenir saat ini adalah bahan baku limbah kayu jati. Akibat minimnya bahan baku itu, kini banyak perajin yang berhenti produksi,” ujarnya ditemui BBC, Kamis (03/11/2016).
Menurutnya, saat ini produksi souvenir di UD Rohmah Jati sekitar 100 buah per hari. Produk souvenir itu seperti tempat atau wadah air minum gelas, vas bunga, tempat payung, tempat lampu, dan juga jam dinding. Harga berbagai produk kerajinan itu bervariasi mulai Rp30.000 per buah hingga Rp200.000 per buah.
“Produk kerajinan ini banyak dikirim ke tempat wisata seperti Yogyakarta, Bali, Blitar, Jepara, dan juga Bandung,” ujarnya.
Di Dukuh Bandar, Desa Batokan, Kecamatan Kasiman ini terdapat ratusan perajin souvenir limbah kayu jati. Di setiap galeri terdapat perajin yang memproduksi berbagai kerajinan. Selain itu, galeri-galeri itu memajang berbagai produk kerajinan. Kawasan di seberang utara Sungai Bengawan Solo ini dikenal sebagai sentra kerajinan souvenir kayu jati. (her/kik)