News Ticker
  • Meski Dana Bantuan dari Pemerintah Belum Cair, KDM Padangan, Bojonegoro Mulai Beroperasi
  • Bimbel Kampung Ilmu Kota Bojonegoro Dibuka
  • Berikut Ini Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Bojonegoro
  • Begini Cara Siswa dan Mahasiswa Bojonegoro Siap Taklukkan Dunia Kerja
  • KAI Buka Lowongan Kerja untuk Talenta Muda, Tegaskan Proses Transparan dan Gratis
  • Permintaan Produksi Turun, Ratusan Buruh Pabrik Rokok MPS Padangan, Bojonegoro di PHK
  • Peserta Gerak Jalan Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Kanor, Bojonegoro Meninggal Dunia
  • Pemkab Bojonegoro Perkenalkan Apilasi e-Bakul, Dorong ASN Belanja Produk UMKM Lokal
  • Pemkab Bojonegoro Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau
  • Pemkab Bojonegoro Raih Penghargaan Kategori Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Anugerah Desa Inspiratif
  • Peringati HUT Kemerdekaan RI, PNM Cabang Bojonegoro Gelar Lomba Anak dan Cek Kesehatan Gratis
  • Menpora RI Hadiri Festival Olahraga Tradisional di GOR Utama Bojonegoro, Beri Apresiasi Tinggi
  • Kantor Bea Cukai Bojonegoro Musnahkan 8,5 Juta Batang Rokok Ilegal Senilai Rp 12,6 Miliar
  • Bupati Setyo Wahono Kukuhkan Pengurus Baru GOW Bojonegoro
  • Hari Ketujuh, Semburan Api dari Sumur Tua di Bogorejo, Blora Berhasil Dipadamkan
  • IJTI Pantura Raya Gelar Sinau Jurnalistik dan Broadcasting untuk Pelajar Bojonegoro
  • Inilah Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau
  • Motor Tabrak Truk Boks di Ngasem, Bojonegoro, Seorang Pemotor Anak Meninggal Dunia
  • Diduga Serangan Jantung, Warga Gayam, Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Sawah
  • Tahun 2025, Bojonegoro Terima DBH Cukai Hasil Tembakau Rp 119,8 Miliar, Inilah Penggunaannya
  • Perempuan Indonesia Merajut Bojonegoro dan Tuban dapat Kepercayaan dari Luar Negeri
  • Perempuan Indonesia Merajut Bojonegoro dan Tuban dapat Kepercayaan dari Luar Negeri
  • Pemkab Blora Dirikan Dapur Umum bagi Warga Terdampak Kebakaran Sumur Minyak di Bogorejo
  • Gerak Cepat, Bupati Arief Rohman Datangi Lokasi Kebakaran Sumur Minyak di Bogorejo, Blora
Pembaca Buku Yang Tidak Bahagia

Resensi Novel Matilda Karya Roald Dahl

Pembaca Buku Yang Tidak Bahagia

Oleh Vera Astanti

SAYA baru merampungkan sebuah buku yang menyenangkan, mencerahkan dan mencengangkan. Buku itu adalah sebuah novel karya penulis kebangsaan Inggris bernama Roald Dahl (1916-1990). Judulnya Matilda. Setelah membaca itu, gairah membaca saya semakin membara. Saya merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan tokoh di dalam buku ini yang luar biasa.

Buku itu berkisah tentang pembaca buku yang terasing dari komunitasnya, di tengah keluarga dan teman-teman sekolahnya. Lokasi cerita adalah di sebuah kota di Inggris. Namanya Matilda. Dia gadis kecil yang baru saja masuk sekolah. Dia hidup di tengah keluarga yang mendewa-dewakan harta dan gaya hidup mewah. Ayahnya adalah pengepul mobil rongsokan yang dijual kembali setelah diremake begitu rupa sehingga nampak baru. Ibunya adalah seorang wanita sosialita yang punya gaya hidup mewah, tidak cakap memasak, terlalu modis dan menor dan sering menghabiskan waktu bermain bingo. Pokoknya, orangtua Matilda adalah sosok orangtua yang tidak mau tahu apa dan bagaimana kehidupan anaknya. Mereka tidak pernah menyadari bahwa anaknya, Matilda, mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak lain. Kalaupun toh tahu, mereka tidak akan pernah percaya.

Matilda bosan hidup di tengah-tengah keluarga yang menjalani hidup dengan rutinitas yang begitu-begitu saja. Dia melampiaskan itu dengan membaca buku. Padahal usianya baru sekitar 4-5 tahun. Suatu kali ia meminta uang kepada ayahnya untuk beli buku. Bukannya dituruti dan disambut dengan baik, Matilda malah dapat makian. Bukankah apa yang kita inginkan dan ingin tahu sudah bisa didapat lewat televisi? Ya, keluarga Matilda adalah keluarga yang mendewakan televisi. Mereka menghabiskan watu bersama untuk nonton televisi dan menganggapnya sebagai guru. Gaya hidup mereka adalah gaya hidup karena iklan televisi.

Akhirnya, Matilda melampiaskan kekesalannya dengan mengunjungi perpustakaan umum di kota. Awalnya, dia membaca buku anak-anak, tetapi setelah buku anak habis, dia membaca habis karya-karya orang dewasa. Dia membaca karya Charles Dickens, Ernest Hemingway, dan penulis-penulis besar lainnya.

Saat tiba waktunya masuk sekolah, Matilda dikirim ke sekolah milik Miss Trunbull yang ternyata tidak lain adalah pelanggan ayahnya sendiri. Miss Trunbull adalah kepala sekolah yang berbadan superbesar dan jahat tiada terkira kepada anak-anak. Dia tidak suka sama sekali pada anak kecil. Anak kecil bagi Miss Trunbull adalah kecoa dan lalat yang harus dibasmi. Dia mengaku bahagia karena tidak pernah dilahirkan sebagai anak-anak. Entah bagaimana maksudnya. Sekolah di lembaga miliknya seperti malapetaka bagi anak kecil. Dia tak segan menyiksa anak-anak dengan menjewer telinga mereka sambil menggantung tubuhnya lalu dilempar layaknya melempar sebuah bungkus makanan. Tenaganyapun luar biasa besar. Sampai-sampai kalau ada anak yang melaporkan kekejaman yang dialaminya oleh Miss Trunbull, orang tua mereka tidak akan percaya ada orang sekejam dan sekuat itu.

Begitulah pada akhirnya novel ini menemukan cerita sesungguhnya ketika Matilda bertemu Miss Honey, guru kelasnya. Dengan Miss Honeylah dia bertemu, secara fisik maupun secara jiwa. Miss Honeylah yang bisa memahami kecerdasan dan kelebihan Matilda. Miss Honey tahu dan mengerti bahwa Matilda sudah bukan waktunya lagi belajar bersama anak-anak TK. tetapi dia harus lebih pas lagi berada di kelas paling akhir. Matilda tanpa berumit-rumit mampu menghitung sesuatu yang semestinya itu hanya mulai diajarkan di kelas akhir.

Hingga pada akhirnya Matilda membantu menyelesaikan masalah yang menimpa Miss Honey. Pasalnya, Miss Honey juga mengalami masalah serupa Matilda dari orang tuanya. Bahkan lebih parah lagi karena dia sampai terusir dari rumah dan seakan-akan dibuang. Ibunya berlaku kejam padanya sejak ayahnya meninggal. Rumah warisannnya diambil sepenuhnya oleh sang ibu dan dia terpaksa menyewa rumah yang sangat kecil dan tidak layak untuk ditempati oleh seorang guru cerdas, cantik, dan baik hati macam Miss Honey. Paling tidak begitulah pikir Matilda.

Siapa ibu yang telah kejam pada Miss Honey tersebut? Saya tidak akan mengulasnya di sini. Yang pasti saya sebagai pembaca yang terkadang agak malas membaca buku anak-anak, kali ini dibuat kaget, tercengang, dan harus menyatakan; salut! Setelah tahu siapakah sejatinya ibu Miss Honey, cerita yang sebelumnya nampak tercerai berai menjadi terang dan terjalin urutan yang rapi.

Sebagaimana cerita anak, umumnya pasti berakhir bahagia, begitulah adanya dengan novel ini. Matilda akhirnya hidup bahagia bersama Miss Honey dan berpisah dengan orang tua aslinya. Orangtuanya kabur karena kasus penipuan bisnis penjualan mobilnya.

Saya segera menemukan semacam kesadaran baru selepas membaca buku ini. Yakni ketika menyadari kenyataan bahwa para pembaca buku itu tidak semestinya lantas hidup bahagia. Kebahagiaan kerap dialami dan didapatkan secara lebih cepat oleh bahkan orang yang tidak membaca buku. Tidak ada jaminan para pembaca buku lantas lebih melejit karirnya, lebih pasti suksesnya. Saya yang sering-sering bilang bahwa kalau ingin sukses dan hidup bahagia, maka kuncinya harus membaca buku, lantas berpikir ulang. Matilda membuktikan itu. Dan orang-orang terpandang dan sukses di seklilingnya, orangtua Matilda dan Miss Trunbull contohnya, adalah orang-orang yang geli bila melihat atau berhadapan dengan buku.

Tapi buku ini, kembali lagi, adalah novel. Adalah fiksi. Meskipun tidak nyata, tapi paling tidak adalah cerminan atas pengalaman hidup faktual manusia. Apa yang dialami oleh fiksi tidak sekadar angan-angan kosong. Karena, seperti kata Seno Gumira Ajidarma, fiksi hidup di dalam pikiran. Pikiran siapa saja dan dimana saja. Bisa lebih luas pemaknaannya. Tergantung siapa yang memaknai dan bagaimana memaknai.

Siapa Roald Dahl? Saya termasuk orang yang terlambat mengetahui bahwa dia penulis luar biasa. Pada peringatan Worl Book Day pada 2003 silam, di Inggris diadakan polling kepada masyarakat siapa penulis yang digemari. Roald Dahl, di bawah JK. Rowling (pengarang Harry Potter) ternyata menyingkirkan nama-nama pengarang besar sekelas peraih Nobel seperti Ernest Hemingway, William Faulkner dan lain-lain. Buku-buku karya Dahl antara lain The Gremlins, James and the Giant Peach, Charlie and the Chocolate Factory, The BFG, Revolting Rhyme, The Giraffe and the Pelly and Me dan masih banyak lagi lainnya.

Yang pasti, Matilda tidak rugi dibaca oleh siapapun. Karena, buku ini, meskipun tentang anak-anak, tidak lantas diperuntukkan hanya bagi anak-anak. Buku ini juga layak, bahkan sepertinya harus, dibaca oleh orang dewasa. Paling tidak mereka yang bergelut di dunia anak-anak. Paling tidak, mereka yang mempunyai anak. Karena, kerap kali, orang tua memaksakan pikiran dewasanya untuk dipakai oleh pikiran anak-anak yang semestinya punya pikiran sendiri yang seringkali berbeda dan bisa jadi lebih baik. Membaca ini buku, paling tidak kita bisa mempertanyakan itu. Semoga bermanfaat!

Foto : Buku Matilda terbitan Indonesia. indonesia390.rssing.com

Gempur Rokok Ilegal
Berita Terkait

Videotorial

Inilah Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau

Berita Video

Inilah Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, pada tahun 2025 ini dialokasikan bakal menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH ...

Berita Video

Berikut Ini Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Bojonegoro

Berita Video

Berikut Ini Optimalisasi Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten Bojonegoro

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, pada tahun 2025 ini dialokasikan bakal menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) sebesar ...

Teras

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

Menyoroti Konsep Penanggulangan Bencana di Bojonegoro

Memasukkan Pendidikan Mitigasi Bencana dalam Kurikulum Sekolah di Bojonegoro

"Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. ...

Opini

Program ‘Bojonegoro Klunting’, Sesat Pikir Tata Kelola APBD

Opini

Program ‘Bojonegoro Klunting’, Sesat Pikir Tata Kelola APBD

Bojonegoro - Jika hari ini ada beberapa kelompok menggiring opini bahwa dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro ...

Quote

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Bagaimana Ucapan Idulfitri yang Benar Sesuai Sunah Rasulullah

Saat datangnya Hari Raya Idulfitri, sering kita liha atau dengar ucapan: "Mohon Maaf Lahir dan Batin, seolah-olah saat IdulfFitri hanya ...

Sosok

Pratikno, di Mata Mantan Bupati Bojonegoro, Kang Yoto

Sosok

Pratikno, di Mata Mantan Bupati Bojonegoro, Kang Yoto

Bojonegoro - Salah satu putra terbaik asal Bojonegoro, Prof Dr Pratikno MSoc Sc, pada Minggu malam (20/10/2024) kembali dipilih menjadi ...

Infotorial

Busambo: Ketika Industri Migas Menjadi Penjaga Budaya di Tengah Gelombang Digital

Busambo: Ketika Industri Migas Menjadi Penjaga Budaya di Tengah Gelombang Digital

Bojonegoro Suara gemerincing gamelan dan hentakan kendang mengalun dari sebuah sanggar di Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro, Jawa Timur. Di ...

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Berita Foto

Foto Evakuasi Serpihan Pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU yang Jatuh di Blora

Blora - Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD dan warga sekitar terus melakukan pencarian terhadap serpihan pesawat tempur T-50i Golden ...

Religi

Pakaian Ihram saat Haji dan Umrah, antara Syariat dan Hakikat

Pakaian Ihram saat Haji dan Umrah, antara Syariat dan Hakikat

Judul itu menjadi tema pembekalan sekaligus pengajian Rabu pagi (24/01/2024) di Masjid Nabawi al Munawaroh, Madinah, kepada jemaah umrah dari ...

Wisata

Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025

Bojonegoro Bakal Gelar Festival Geopark 2025

Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) bakal menggelar Festival Geopark 2025. Festival Geopark 2025 ...

Hiburan

Jambore dan Gelar Seni Taruna Budaya Meriahkan Festival Geopark Bojonegoro 2025

Festival Geopark Bojonegoro 2025

Jambore dan Gelar Seni Taruna Budaya Meriahkan Festival Geopark Bojonegoro 2025

Bojonegoro - Sejumlah acara, meriahkan hari ketiga Festival Geopark Bojonegoro 2025. Sabtu (28/06/2025). Di pagi hari, kegiatan diawali dengan Pembukaan ...

1756696108.8007 at start, 1756696109.1269 at end, 0.3261981010437 sec elapsed