Mbah Jony, Menjaga Tradisi Membuat Wayang dari Kertas Karton
Senin, 13 Maret 2017 12:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Lelaki yang sudah tak muda itu asyik melayani setiap permintaan dan pertanyaan dari anak-anak yang datang di galeri kecilnya. Sebuah galeri yang berdindingkan kayu dan seng tersebut berada di daerah Kelurahan Karangpacar Kabupaten Bojonegoro. Lelaki itu kerap dipanggil Mbah Jony, seorang pembuat wayang dari kertas karton. Usianya sudah lebih dari separuh abad, lebih tepatnya sekarang ini usainya 80 tahun.
Saat ditemui BeritaBojonegoro.com, Mbah Jony mengenakan kaos berkerah warna putih dan celana kain berwarna biru tua. Tak lupa topi bertengger di kepalanya menutup rambutnya yang udah memutih seluruhnya. Giginya sudah banyak yang ompong, namun senyum tak lepas dari bibirnya melihat tingkah laku anak-anak di galeri sederhana miliknya.
Di pintu masuk galeri dipasangnya beberapa tokoh wayang dengan ukuran besar dan yang paling mahal menurutnya. Ada dewi Drupadi, Werkudara, Arjuna dan lainnya.
"Kalau yang besar dan bolak-balik ini harganya Rp 40 ribu. Kalau yang cuma satu sisi hanya Rp 10 ribu," kata Mbah Jony.
Kemampuannya dalam menggambar wayang ini mulanya hanya iseng dilakukan ketika dia masih muda dulu. Saat dia masih kerja di Jakarta sebagai mandor bangunan. Saat hari liburnya, dia iseng meniru gambar-gambar wayang yang ada ada di pepak itu. Ternyata hasil wayangnya itu dilirik pembeli. Dia mulai menerima pesanan gambar wayang dari kertas itu.
Mbah Jony bukan asli Bojonegoro, melainkan dia dari Solo. Kemudian ikut anaknya tinggal di Bojonegoro. Dan dia melanjutkan hobinya untuk menggambar wayang ini, ternyata laku dibeli oleh anak-anak sekolah.
"Saya pernah didatangi seorang guru, saya kira bakal dimarahi. Tetapi mereka malah berterima kasih karena saya membantu mengenalkan tentang wayang kepada anak didiknya," kata Mbah Jony dengan bahasa jawa.
Mbah Jony bercerita bahwa ada tiga anak yang datang padanya minta diajari tokoh-tokoh wayang beserta ceritanya. Karena sebagai penggambar wayang, Mbah Jony telah menghapal cerita dan tokoh-tokoh wayang. Semuanya sudah di luar kepala. Bahkan untuk menggambar tokoh wayang yang ukuran kecil, bisa dia kerjakan sambil tidur selorohnya.
"Seharusnya budaya jawa dibangkitkan lagi. Anak-anak harus dikenalkan dengan budaya Jawa," tuturnya.
Mbah Jony bahkan menantang BeritaBojonegoro.com untuk membaca aksara Jawa yang ada di atas pintu galeri wayangnya. Dan ternyata tidak mudah untuk membaca aksara Jawa bertuliskan sugeng rawuh para tamu itu. Karena itu dia senang sekali ketika ada anak-anak yang membeli karyanya dan berbincang-bincang dengan terkait budaya wayang.
Sebab bahkan anak cucunya tidak ada yang bisa meneruskan pekerjaannya menggambar wayang ini. (ver/kik)