Pedagang Bendera Hias Mulai Marak di Bojonegoro
Minggu, 23 Juli 2017 15:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro Kota - Sejumlah pedagang bendera hias dan umbul-umbul serta pernak-pernik aksesoris guna menyemarakkan peringatan HUT kemerdekaa RI, mulai marak menjajakan barang dagangannya di sejumlah tempat di dalam Kota Bojonegoro.
Sebagaimana terpantau awak media ini, pada Minggu (23/07/2017), sejumlah pedagang bendera hias mulai menggelar daganya di sejumlah titik, diantaranya di barat pertigaan jalan Panglima Sudirman dan jalan Hasim Asyari, lalu di jalan Teuku umar, di depan Makam Rideran atau utara SMPN 2 Bojonegoro, lalu di depan Masjid At-Taqwa, masih di jalan Teuku Umar. Selain itu terlihat juga di utara perempatan antara jalan Panglima Sudirman dan jalan MH Thamrin serta di depan SMPN 1 Bojonegoro, masih di jalan MH Thamrin.
Dadan (23) warga Desa Leles Kecamatan Leles Kabupaten Garut, salah satu pedagang yang menggelar dagangannya di pertigaan jalan Panglima Sudirman dan jalan Hasim Asyari, kepada awak media ini mengungkapkan, bahwa dirinya sudah mulai menggelar dagangan sejak Sabtu (22/07/2017) kemarin.
Dadan mengaku berangkat dari kampung halamannya pada Kamis (20/07/2017) lalu, bersama 35 orang, semuanya tetangga satu kampung, yang terbagi dalam 2 rombongan, yang terdiri dari beberapa kelompok atau tim, dimana setiap tim ada salah satu pemilik modal.
“Kami berangkat bersama dari Garut sejumlah 35 orang terbagi dalam 2 rombongan dan semuanya menuju ke wilayah Bojonegoro.” terang Dadan.
Sementara, selama di Bojonegoro, Dadan dan rekan-rekannya memilih kos di rumah-rumah warga, di bilangan dalam kota Bojonegoro. “Kami sudah punya kenalan yang setiap tahun jadi langganan untuk tempat kos kami,” ucapnya.
Dadan mengaku, bahwa sejak beberapa tahun lalu, setiap menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI, dirinya bersama rekan-rekannya selalu berjualan bendera hias. “Sudah 3 tahun ini saya berjualan di Bojonegoro, sebelumnya pernah berjualan di pulau Kalimantan,” ungkapnya.
Untuk tahun ini, Dadan selaku pemilik modal, mengajak 3 orang rekannya untuk berjualan bendera hias di Bojonegoro, sehingga dirinya memiliki 4 lokasi berjualan. “Hari ini baru buka di 2 lokasi, besok rencananya buka di 4 lokasi,” terangnya.
Ketika ditanya, berapa modal yang dibutuhkan untuk berjualan bendera tersebut, Dadan menyebutkan, bahwa untuk membuka 4 lokasi, dirinya membutuhkan modal lebih dari Rp 50 juta. Sementara ketika ditanya masalah keuntungan, Dadan enggan menyebutkan nilai pastinya. “Yang jelas setiap tahun kami masih ada untung. Kalau tidak untung, kami tidak akan berjualan lagi,” ucapnya.
Sementara ketika ditanya, apa kendala dan hambatan yang paling dirasakan selama berjualan bendera hias selama ini, Dadan dengan sedikit malu menyebutkan bahwa kendalanya adalah seringkali tertangkap operasi oleh pihak Satpol PP. “Paling sedih kalau terkena operasi mas,” imbuhnya
Lebih lanjut Dadan menerangkan, bahwa setidaknya ada lebih dari 200 orang warga Kecamatan Leles Kabupaten Garut, yang setiap tahun, menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI, menjajakan bendera hias berikut pernak-pernik lainnya. Rekan-rekan Dadan tersebut tidak hanya berjualan di wilayah pulau jawa saja , namun banyak juga yang berjualan hingga ke pulau Sumatera dan Kalimantan.
Dadan bersama rekan-rekannya, setiap tahunnya rela meninggalkan kampung halamannya lebih dari 3 minggu, guna meraup keuntungan dari berjualan bendera hias dan pernak-pernik lainnya, jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI. (her/inc)