Bangkitkan Kenangan 90-an, Lentera Lampion Besok Akan Hiasi Malam Bojonegoro
Jumat, 11 Agustus 2017 20:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro Kota - Pawai lampion pernah hadir setiap tahun layaknya karnaval pada era tahun 90-an. Tidak hanya lampion, tetapi juga pawai obor dan pawai sepeda. Namun satu per satu mulai menghilang dan hanya tersisa karnaval yang masih eksis sampai sekarang ini. Kelompok pemuda ledok kemudian bersepakat untuk membangkitkan lagi kegiatan pawai lampion dalam acara Lentera Lampion Jonegaran yang akan digelar pada Sabtu (12/08/2017) pukul 19.00 WIB besok malam.
Ketua panitia Lentera Lampion, Faris menyebutkan bahwa pawai lampion ini merupakan tahun pertama setelah hilang. Berawal dari kerinduan terhadap pawai lampion dan lainnya, maka kelompok yang menamakan pemuda ledok ini akhirnya mengadakan pawai lampion yang terbuka untuk umum.
"Ternyata antusias masyarakat cukup bagus, sampai hari ini Jumat (11/08/2017) sudah terdapat 27 peserta yang mendaftar," katanya.
Peserta yang telah mendaftar keikutsertaan tidak hanya komunitas, tetapi juga instansi pemerintah kabupaten seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Selain itu para peserta, kata Faris, diwajibkan mengusung tema tertentu asalkan masih berhubungan dengan budaya Indoensia.
"Kami tidak membatasi kreatifitas para peserta, sehingga para peserta bisa berimajinasi dengan tema terserah mereka," tukasnya.
Rute pawai lampion ini mulai start dari Letda Suraji - MH Tamrin - Panglima Sudirman - Jalan Hasanudin - Jalan Mastrip - Jalan Hasyim Asyari - Jalan KH. Mansyur. Jarak tempuhnya, menurut Faris sekitar tiga sampai empat kilometer. Pawai dimulai pukul 19.00 WIB sehingga masyarakt bisa dengan leluasa melihat keindahan lampion.
"Kami juga telah meminta ijin agar lampu penerangan jalan umum dimatikan," pungkasnya.
Untuk mengikuti pawai ini, Faris menjelaskan peserta diharuskan membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 100 ribu. Setiap kelompok peserta mendapatkan air mineral satu dus dan snack 20 kotak. Namun Faris menekankan bahwa per kelompok tidak dibatasi berapapun jumlah personilnya. (ver/imm)