November, Wilayah Bojonegoro Mulai Terjadi Hujan Intensitas Sedang
Kamis, 09 November 2017 14:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
Bojonegoro – Memasuki November ini curah hujan di wilayah Kabupaten Bojonegoro mulai dengan intensitas sedang. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Bojonegoro, Heru Sugiharto, Kamis (9/11).
Menurutnya, berdasarkan surat edaran dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun klimatologi Malang, Nomor : KT.304/171/KMLG/X/2017 perihal tentang prakiraan kondisi cuaca bulan November, Desember 2017 dan Januari 2018 hujan mulai terjadi dengan intensitas sedang yakni antara 151-200 milimeter pada bulan November ini.
Menurutnya, pada bulan November ini sebagian besar wilayah Kabupaten Bojonegoro mengalami hujan dengan intensitas sedang selama 10 sampai dengan 20 hari dalam satu bulan. Pada bulan Desember sebagian besar wilayah Kabupaten Bojonegoro mengalami hujan dengan intensitas lebat selama 10-20 hari dengan intensitas 201-300 milimeter. Memasuki tahun 2018 tepatnya bulan Januari sebagian besar wilayah Kabupaten Bojonegoro mengalami hujan dengan intensitas lebat sealama 10 sampai dengan 20 hari yakni dengan curah hujan 201-300 milimeter.
Menurut Kabag Humas, bahwa mulai November ini sudah memasuki musim penghujan seyogyanya daerah daerah yang rawan bencana agar mulai mengintensifkan kesiapan. Karena di awal awal musim hujan seperti ini terjangan puting beliung rawan terjadi khususnya di wilayah pinggiran hutan yang selama ini rawan bencana angin puting beliung. Intensitas curah hujan yang tinggi juga akan berdampak pada terjadinya banjir bandang. Tipikal banjir bandang di Bojonegoro adalah hujan dengan intensitas lebat lebih dari 2 jam berpotensi untuk terjadi banjir bandang. Melihat hal ini maka masyarakat agar mengintensifkan kewaspdaan. Salah satunya jika ditemui pohon yang rawan roboh untuk segera melaporkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH).
“Antisipasi ini dilakukan untuk menghindari terjadinya korban baik materiil maupun korban jiwa. Kesiapsiagaan yang kita lakukan untuk menekan dampak korban,” tandasnya. (mol/kik)