Peristiwa Gantung Diri
Diduga Putus Asa Sakit Tak Kunjung Sembuh, Warga Ngasem Gantung Diri
Sabtu, 11 November 2017 15:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro (Ngasem) - Lagi-lagi peristiwa gantung diri terjadi di wilayah Kabupaten Bojonegoro, diduga karena putus asa akibat penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh, seorang warga bernama Madi bin Bonidin (65) warga Desa Mediyunan RT 003 RW 001 Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, ditemukan meninggal dunia dengan cara gantung diri pada Sabtu (11/11/2017) sekira pukul 05.00 WIB pagi tadi. Korban pertama kali ditemukan oleh istrinya Lasni (63), menggantung di pohon bambu di belakang rumah miliknya.
Sebagaimana diterangkan Kapolsek Ngasem, AKP Dumas barutu SH, bahwa kronologi peristiwa tersebut bermula pada Sabtu (11/11/2017) sekira pukul 05.00 WIB, Lasni, istri korban selesai solat subuh lalu mencari suaminya, karena tidak ada di rumah. Kemudian istri korban mencari suaminya lewat pintu belakang dan istri korban terkejut saat melihat suaminya dalam keadaan gantung diri di pohon bambu yang berada di pekarangan belakang rumahnya.
“Istri korban segera meminta tolong pada saudaranya, yang rumahnya bersebelahan,” terang Kapolsek.
Selanjutnya, istri korban bersama adiknya yang bernama Sani (53) dan tetangganya yang bernama Tekno (55), menuju belakang rumah korban untuk melihat korban.
“Setelah didekati, diketahui korban telah meninggal dunia,” lanjut
Mengetahui hal tersebut, selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke Kades Mediyunan dan diteruskan dilaporkan ke Polsek Ngasem.
Mendapati laporan tersebut, Kapolsek bersama anggota dan dokter Selvi Nafisa Shahap serta dokter Fakhri Muhamad dari Puskesmas Ngasem segera menuju lokasi kejadian, guna melakukan identifikasi dan olah TKP.
“Sesampai di rumah korban, petugas dengan dibantu warga segera menurunkan korban,” tutur Kapolsek.
Dari hasil olah TKP diketahui korban gantung gantung diri dengan cara mengikatkan tali tampar plastik warna kuning, yang diikatkan dibagian atas pohon bambu di belakang rumah korban. Panjang mayat 165 sentimeter, rambut beruban, ada bekas jeratan tali di leher.
“Korban memakai kaos warna ungu dan celana kolor pendek warna biru,” jelas Kapolsek.
Sedangkan berdasarkan pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan ditubuh korban. Penyebab kematian korban murni karena gantung diri .
“Menurut keterangan istri korban dan keluarganya, korban menderita sakit batuk dan sesak nafas menahun. Korban diduga frustrasi hingga akhirnya gantung diri,” imbuh Kapolsek.
Atas kejadian tersebut, ahli waris korban sudah menerima dengan ikhlas dan menganggap sebagai musibah serta takdir dari Allah SWT. Atas permintaan ahli-warisnya, jenazah korban tidak di otopsi yang dinyatakan dengan membuat surat pernyataan yang diketahui dan disaksikan oleh kepala desa setempat.
“Setelah dibuatkan berita acara, selanjutnya jenazah korban diserahkan kepada ahli warisnya untuk proses pemakaman,” pungkas Kapolsek. (red/imm)