JFX Hoery
Peraih Penghargaan Seniman Jawa Timur 2015 dan Dua Rancage
Jumat, 16 Oktober 2015 13:00 WIBOleh Nasruli Chusna
Oleh Nasruli Chusna
Padangan - Untuk sampai di kediaman penggerak dan pelestari budaya ini tidaklah sulit. Dari perempatan Padangan, terus ke barat sejauh kurang lebih 300 meter. Dia adalah JFX Hoery. Di rumahnya dia tinggal bersama istrinya, Nurjati. Ia tersenyum ramah menyambut kedatangan BBC, sebutan BeritaBojonegoro.com, pada Rabu (14/10) petang.
Dikenal sebagai sastrawan Jawa, sebetulnya kiprah JFX Hoery tidak sesempit itu. Sejak pindah ke Bojonegoro tahun 1962 dan menetap hingga sekarang, Hoery adalah motor penggerak berbagai kegiatan seni budaya. Sebagai penulis, sebagian karyanya memang ditulis dalam bahasa Jawa, berupa cerita pendek, cerita bersambung, cerita rakyat, cerita misteri, roman sejarah, reportase dan geguritan.
“Sejak kecil memang sudah suka sastra Jawa, dari mulai baca, hingga mulai menulis dalam bahasa Jawa,” imbuh pria kelahiran Pacitan itu ketika ditemui beritabojonegoro.com (BBC).
Karya-karyanya itu banyak dimuat di majalah-majalah berbahasa Jawa yang terbit dari tahun 1971 hingga sekarang. Kala itu, tulisan pertamanya dimuat di majalah Taman Putra Penyebar Semangat. Dia memang penulis yang produktif. Saat ini cerpen dan gurit karyanya sudah ratusan jumlahnya. Salah satu faktornya adalah latar belakangnya yang pernah menjadi jurnalis Kedaulatan Rakyat (1958-1989) dan Bernas (1990-2001) untuk wilayah Bojonegoro dan Blora.
Bagi Hoery, sastra Jawa lebih kuat daya tariknya ketimbang jadi wartawan. Menurut dia sastra Jawa lebih bisa memberikan kepuasan batin daripada sastra Indonesia. Dia juga dikenal sebagai pekerja keras, ulet, teliti, sekaligus pendokumen yang baik. Arsip-arsip hasil karya tulisnya, termasuk foto, masih disimpan rapi di rumahnya. Bahkan, Hoery juga masih telaten menjadi agen sejumlah media berbahasa Jawa seperti Jaya Baya dan Penjebar Semangat.
Bagi pria yang kini juga menahkodai Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB) itu menjadi agen majalah bahasa Jawa merupakan kecintaan dan penghormatan pada sastra Jawa. Sesuai pendidikannya, pada tahun 1970, Hoery pernah bekerja di pengeboran minyak di sejumlah daerah di Jawa. Pada tahun 1999-2004 dia juga pernah menjadi anggota parlemen di Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Bojonegoro.
Pada BBC dia menuturkan bahwa kegiatan sastra Jawa memang surut. Sebab itulah dia tidak rela jika suatu saat nanti sastra Jawa mati. Untuk itu dia terus menggerakkan PSJB agar karya dan jejaknya menjadi pelita bagi sastra Jawa.Selain menerbitkan buku, di PSJB Hoery juga menyelenggarakan seminar dan pelatihan bagi guru-guru di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan. Selain itu PSJB juga ikut memelopori penelitian situs di Bojonegoro dengan bekerjasama dengan jurusan Arkeolog Universitas Udayana.
Kongres Sastra Jawa, adalah salah satu kegiatan besar yang dimotorinya tanpa bantuan pemerintah sama sekali. Hal ini sampai berlangsung dua kali, hingga pemerintah mau memberikan dukungan pda penyelenggaraan KSJ yang ketiga. Di usianya yang mulai senja, Hoery masih bersemangat untuk melestarikan sastra Jawa, dengan mengajak anak-anak muda dalam menjalankan PSJB sebagai bentuk kaderisasi. (rul/kik)
Biodata Singkat
Nama : JFX. Hoery
Lahir : Pacitan, 7 Agustus 1945
Istri : Nurjati
Organisasi : Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB)
Penghargaan :
- 2004 : Rancage atas Karya “Pagelaran” (2004)
- 2013 : Rancage dalam bidang jasa sebagai pelestari sastra Jawi
- 2015 : Penghargaan Seniman Jawa Timur sebagai Pelestari Budaya