KPH Parengan Berhasil Membiakkan Rusa Timor di Hutan Malo
Jumat, 30 Oktober 2015 15:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Rusaknya hutan di Indonesia mengakibatkan banyak hewan langka mulai punah. Salah satu hewan langka itu Rusa jenis Rusa Timor (Cervus Timorensis). Kondisi tersebut cukup memprihatinkan. Sebab itu butuh upaya penangkaran untuk menjaga dan menambah populasi Rusa tersebut.
Alasan itulah yang mendorong Kesatuan Pemangkuan Hutan Parengan membuat tempat penangkaran Rusa di area Asisten Perhutani (Asper) wilayah Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Penangkaran Rusa Timor itu bekerjasama dengan PT Pertamina EP Asset 4 Cepu Field. Tempat penangkaran dibangun di lahan seluas 0,4 hektare dengan dikelilingi pagar kawat, agar rusa tidak lepas.
Walaupun identik, rusa dan kijang memiliki banyak perbedaan yaitu ukuran tanduk dan postur rusa lebih besar daripada kijang. Selain itu kijang memiliki gigi taring yang panjang dan keluar.
Menurut Kaur Lingkungan KPH Parengan Yoyok Suharmo, penangkaran Rusa Timor di KPH Parengan dilakukan sejak Mei 2014. Awal mulanya pihak KPH Parengan membawa 11 ekor Rusa Timor dari KPH Blitar. Sebelas ekor itu terdiri 8 jantan dan 3 betina. Ketika dibawa ke hutan Malo, rusa betina semuanya dalam keadaan bunting.
Tidak butuh waktu lama, dalam setahun perkembangannya Rusa Timor itu sudah bertambah menjadi 17 ekor.
"Pada Juli dan Agustus 2014, induk betina sudah mulai beranak, sehingga populasi Rusa menjadi 14 ekor. Namun pada 12 Desember 2014, satu ekor Rusa mati karena bertarung berebut betina," tuturnya kepada beritabojonegoro.com, Jumat (30/10).
Dia menambahkan, pada Agustus 2015 bertambah lagi 3 ekor. September kemarin juga lahir seekor lagi. Saat ini jumlah populasi Rusa Timor di KPH Parengan menjadi 17 ekor.
"Memang salah satu tujuan dari penangkaran ini adalah untuk menambah populasi agar tidak punah. Rencananya setiap kelahiran 10 ekor, nanti akan dilepas seekor ke alam bebas," imbuh Yoyok.
Adanya penangkaran Rusa Timor ini selain untuk mengembangbiakkan rusa, juga sebagai wadah edukasi dan wisata. "Sampai saat ini, belum dikenakan tarif untuk masuk tempat wisata ini," pungkasnya. (ver/tap)
*) Foto dari kabargres.com