Jembatan Desa Ngadiluwih Ngasem Runtuh, Dinas PUPR Bojonegoro Bikin Jalan Darurat
Jumat, 13 Desember 2019 12:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Diberitakan sebelumnya, jembatan penghubung antara Desa Ngasem dan Desa Bandungrejo, yang berada di jalan poros desa yang berada di Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, pada Rabu (11/12/2019) sekira pukul 16.30 WIB, runtuh atau roboh, setelah dilewati truk yang mengangkut pasir, yang diperkirakan mencapai kurang lebih 40 ton.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bojonegoro, pada Jumat (13/12/2019) telah membuat jalan daruruat, di sisi utara jembatan yang runtuh attau roboh tersebut, agar akses warga yang hendak melintas di jalur tersebut tidak terganggu. (red, sebelumnya ditulis akan membuat jembatan darurat)
Proses pembuatan jalan darurat, akibat runtuhnya jembatan di Desa Ngadiluwih Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Jumat (13/12/2019)
Kepala Bidang (Kabid) Jembatan dan Peralatan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bojonegoro, Wardi Amd, kepada awak media ini menuturkan bahwa pihaknya saat ini sedang membuat jalan darurat, di sisi utara jembatan yang ambruk. Menurutnya, pihaknya saat ini mengerahkan satu unit alat ekskavator untuk membuat jalan darurat.
"Kita kebut pokoknya, agar sehari ini bisa jadi dan bisa dilalui warga, sehingga akses jalan tersebut kembali normal " tuturnya Jumat (13/12/2019).
Dirinya juga mengungkapkan bahwa seubungan saat memasuki musim hujan, untuk itu pembuattan jalan darurat harus dikebut agar sehari bisa jadi.
"Ini kan musim hujan jadi pembuatan jalan darurat harus dikebut sehari ini. Harus selesai hari ini," tuturnya mengimbuhkan.
Wardi juga mengungkapkan bahwa jembatan yang runtuh tersebut memang sudah waktunya untuk dilakukan peningkatan atau perbaikan namun saat ini masih belum dilakukan pembangunan.
"Sudah waktunya dilakukan peningkatan status jalan, namun masih butuh proses." tutur Wardi.
Untuk diketahui, bahwa kronologi runtuhnya jembatan tersebut bermula pada Rabu (11/12/2019) sekira jam 16.30 WIB, kendaraan truk tronton nomor polisi W 8254 UR yang bermuatan pasir sedang melintas dari arah timur menuju ke barat, di poros kecamatan yang menghubungkan Desa Ngasem dan Desa Bandungrejo, untuk menuju Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB).
Akibat dari runtuhnya jembatan tersebut, aktivitas warga Desa Bandungrejo yang hendak menuju ke Kecamatan Ngasem terganggu, karena tidak ada jalan alternatif yang jaraknya dekat. Warga harus memutar melewati jalan alternatif yang jaraknya diperkirakan sekitar 20 kilometer. Sementara kalau melewati jembatan tersebut hanya berjarak kurang lebih 5 kilometer. (red/imm)