Kawan Giri, Karya Fotonya Pernah Masuk di Galeri Swiss
Minggu, 22 November 2015 17:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota - Siang terik. Tiga lelaki dengan ransel di punggung berjalan menyusuri semak semak, menerobos kerumun ilalang yang kian jauh kian tinggi, untuk menemukan tempat strategis dan menarik. Kemudian seorang perempuan berjilbab mengikuti langkah mereka sambil sesekali dengan begitu anggun mengangkat roknya untuk mempermudah jalan.
Ketika menemukan tempat yang diinginkan, tiga lelaki itu segera menyiapkan peralatan perang, sementara perempuan berjilbab siap dengan posta berjilbab itu sebagai modelnya.
“Jepret!” Bunyi itu terdengar berkali dalam jarak yang sepersekian detik. Tiga lelaki itu adalah para fotografer yang sedang membidik wanita berjilbab itu sebagai modelnya.
Salah satu fotografer itu adalah Kawan Giri Santoso (43). Perawakannya gempal dengan kulit sawo matang yang nampak kegelapan seperti terbakar. Rambutnya hitamnya subur bertabur warna putih karena uban. Dia adalah fotografer yang sering sekali muncul dalam setiap event-event penting di Bojonegoro ini, termasuk dalam HJB ataupun Kanga Yune kemarin itu.
Kawan, panggilan akrabnya, pernah keliling kota dan bekerja di beberapa perusahaan, seperti perusahaan cat Pasifik, Wearnes, Dell dan lain-lain. Dia kemudian kembali ke Bojonegoro menjadi tukang foto keliling.
“Saya berhenti motret saat ponsel berkamera mulai masuk. Tapi saat punya ponsel sendiri dengan kualitas kamera 1,2 mp saya mulai motret lagi, menyalurkan hobi. Itu tahun 2008,” terang Kawan kepada BeritaBojonegoro (BBC) di sela-sela bunyi jepretan kameranya. Kameranya sekarang sudah bagus, merek Nikon yang lumayan berkelas meski dengan lensa analog (manual).
Alumni SMA Negeri 2 Bojonegoro ini juga pernah menjadi editor video di B-One televisi, sebuah perusahaan televisi lokal di Bojonegoro. “Namun hanya sebentar, saya memilih untuk menekuni foto,” katanya.
Kawan sangat menggemari jenis foto makro dan landscape. Tiga karya fotonya dengan objek embun pernah dipajang di sebuah galeri di Swiss. Foto embun tersebut diambilnya di jalanan Menilo, sebuah desa di Kabupaten Tuban. Sengaja ia datang pagi sekali hingga memperoleh foto embun pagi di rerumputan seperti yang dia inginkan.
Kawan mengaku tidak mau disebut sebagai profesional. Baginya dia adalah fotografer amatiran. "Wong ini cuma hobi. Jadi, amatiran saja. Tapi soal kualitas, tidak bisa diremehkan," kilahnya mantap. (ver/moha)