Antisipasi Fenomena La Nina, Kapolres Bojonegoro Koordinasi dengan BPBD
Selasa, 19 Januari 2021 15:00 WIBOleh Tim Redaksi Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Guna meningkatkan kesiapan sekaligus untuk antisipasi potensi bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina, Kapolres Bojonegoro, AKBP Eva Guna Pandia SIK MM MH, pada Selasa (19/01/2021) pagi, laksanakan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro.
Kedatangan Kapolres di Kantor BPBD Bojonegoro diterima langsung oleh Kepala Pelaksanan BPBD Bojonegoro, Nadif Ulfia SSos.
Kapolres Bojonegoro, AKBP EG Pandia mengungkapkan bahwa akhir-akhir ini curah hujan yang turun mengalami peningkatan sehingga berpotensi menimbulkan bencana alam, seperti bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang, seperti yang terjadi di wilayah Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat.
Kapolres Bojonegoro, AKBP Eva Guna Pandia SIK MM MH, saat laksanakan kunjungan ke kantor BPBD Bojonegoro. (foto: istimewa)
Menurut Kapolres, kondisi wilayah Kabupaten Bojonegoro yang dialiri sungai Bengawan Solo, sangat rentan terhadap adanya bencana banjir. Ditambah kawasan hutan yang gundul berpotensi terjadinya banjir bandang dan tanah longsor. Selain itu, ancama angin kencang juga jerap kali terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Bojonegoro, sehingga apabila terjadi bencana alam, Polres Bojonegoro siap membantu dalam penanggulangan bencana tersebut.
“Pada intinya Polres Bojonegoro siap diterjunkan ke lokasi terjadinya bencana, baik personil maupun sarana prasarana. Polres Bojonegoro sudah memiliki perahu karet, gergaji, alat selam, dapur umum, dan tenda pengungsian, yang dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam,” ucap Kapolres.
Kapolres mengungkapkan bahwa dalam penanggulangan bencana, perlu adanya kesiapsiagaan, keterpaduan dan koordinasi yang baik dari seluruh pihak.
"Dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam di wilayah Kabupaten Bojonegoro, perlu adanya koordinasi dan keterpaduan semua pihak, mulai dari saat siaga darurat bencana, saat terjadi bencana, dan pasca bencana." kata Kapolres.
Masih menurut Kapolres Bojonegoro, bahwa sebagai bentuk kewaspadaan dirinya telah menginstruksikan kepada para Kapolsek jajaran untuk memetakan wilayahnya yang rawan bencana. Selain itu, pihaknya juga telah menginstruksikan kepada para Bhabinkamtibmas untuk memberikan imbuan kepada warga masyarakat tentang potensi ancaman bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi, khususnya kepada warga masyarakat di desa-desa di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo dan desa-desa yang dekat dengan kawasan hutan.
“Kita sudah instruksikan kepada Kapolsek jajaran untuk memetakan wilayahnya yang rawan bencana atau bahaya alam,” kata AKBP EG Pandia.
Kapolres Bojonegoro, AKBP Eva Guna Pandia SIK MM MH, saat laksanakan koordinasi dengan Kepala Pelaksanan BPBD Bojonegoro, Nadif Ulfia SSos. (foto: istimewa)
Sementara itu, Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Bojonegoro, Nadif Ulfia menyampaikan bahwa terjadinya banjir di Kabupaten Bojonegoro dipengaruhi karena adanya alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian, sehingga daya serap air berkurang.
Menurutnya, untuk banjir sungai Bengawan Solo, selama tiga tahun terahir debit air tidak terlalu tinggi, sedangkan saat ini yang menjadi ancaman adalah banjir bandang. BPBD Kabupaten Bojonegoro siap berkoordinasi dan berkolaborasi dengan dinas terkait untuk menanggulangi bencana di wilayah Kabupaten Bojonegoro.
“BPBD Kabupaten Bojonegoro siap berkoordinasi dan berkolaborasi dengan stakeholder lainnya dalam menanggani bencana alam di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Semoga Kabupaten Bojonegoro dijauhkan dari bencana,” kata Nadif Ulfia. (*/imm)