Maret, Curah Hujan di Wilayah Bojonegoro Diperkirakan Tinggi
Sabtu, 06 Februari 2016 11:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kota – Curah hujan di wilayah Bojonegoro sejak Desember 2015 hingga Februari 2016 ini tergolong rendah. Hujan hanya terjadi beberapa kali dan intensitasnya tidak terlalu tinggi. Kondisi demikian membuat sejumlah anak Sungai Bengawan Solo terlihat masih belum terisi air penuh.
Kali Prudung di Desa Kebonagung, Kecamatan Padangan, Kaligandong di Desa/Kecamatan Purwosari, Kali Mayanggeneng di Desa Mayangrejo, Kecamatan Padang, dan Kali Ganggang di Kelurahan Jetak, Kecamatan Bojonegoro, tampak masih surut. Begitu pula kondisi Sungai Bengawan Solo sejak Desember lalu hingga Februari terlihat sering naik turun permukaan airnya.
Menurut Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Sukirno, curah hujan di wilayah Bojonegoro selama memasuki musim hujan ini intensitasnya memang belum tinggi dan belum merata.
Ia menyebutkan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur curah hujan di wilayah Bojonegoro cukup tinggi terjadi pada Maret mendatang. Yakni curah hujan diperkirakan sekitar 300-400 milimeter per detik.
“Jadi musim hujan tahun ini memang mundur dari biasanya,” ujarnya.
Ia mengakui pada musim hujan tahun lalu periode bulan Desember hingga Januari curah hujan sudah cukup tinggi. Namun, kata Sukirno, kini hingga memasuki Februari curah hujan masih rendah.
Meski begitu, kata dia, warga di daerah bantaran Bengawan Solo di Bojonegoro terus diimbau agar waspada banjir. Selain itu, BPBD juga telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi banjir musim hujan tahun ini.
Sementara itu, wilayah kecamatan di Bojonegoro yang sering dilanda banjir luapan Bengawan Solo yaitu 16 kecamatan. Sedangkan, desa yang sering terendam banjir sebanyak 146 desa. Mulai dari kecamatan di wilayah barat Bojonegoro di antaranya Padangan, Malo, Kasiman, Kalitidu, Dander, Trucuk dan Bojonegoro. Hingga ke kecamatan di wilayah timur Bojonegoro di antaranya Kecamatan Kapas, Balen, Kanor, Sumberejo, hingga Baureno.
Banjir luapan Bengawan Solo terjadi apabila di daerah hulu sungai terjadi hujan deras dan air yang menumpuk mengalir ke daerah hilir yakni Bojonegoro. Sementara itu, di daerah hilir juga terjadi hujan deras. Air dari sejumlah anak sungai menumpuk bermuara di Bengawan Solo. Akibatnya, air Bengawan Solo meluber dan menggenangi permukiman warga dan persawahan. (ver/kik)
foto warga menyeberangi sungai bengawan solo