Hari Perempuan Sedunia
Perempuan Layak Dimuliakan dan Dihormati
Selasa, 08 Maret 2016 14:00 WIBOleh Retno Indrawati
Oleh Retno Indrawati
Hari ini, tepatnya tanggal 8 Maret 2016, semua orang di dunia sedang merayakan Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day. Kita merayakan Hari Perempuan dengan tujuan yang baik, yaitu memperingati jerih payah, kerja keras, serta peranan setiap perempuan yang telah berjasa dalam hidup kita, baik politik, ekonomi, maupun sosial.
Salah satu historis atau sejarah yang berhubungan dengan peringatan Hari Perempuan adalah peristiwa kebakaran pabrik Triangle Shirtwaist di Newyork pada tahun 1911 yang telah menewaskan 140 wanita.
Sebenarnya peringatan Hari Perempuan Sedunia telah hilang. Tapi, pada tahun 1975, PBB mulai menyetujui dan menetapkan setiap 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day.
Di Indonesia sendiri perlindungan terhadap perempuan masih menjadi PR bersama bagi pemerintah dan masyarakat sendiri. Momen International Women's Day ini banyak dimanfaatkan aktivis-aktivis perempuan untuk menyuarakan isu-isu kaum perempuan saat ini. Di antaranya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan seksual terhadap perempuan, trafficking dan lain sebagainya.
Islam sendiri telah jauh menerapkannya. 14 abad silam, dari dua penuntun hidup Al-Quran dan As-Sunnah, Islam memuliakan wanita mengangkat posisinya pada kehormatan dengan begitu kedudukannya tak lagi dilecehkan. Para wanita pun diminta menutup auratnya dengan kesempurnaan agar ia tetap mempesona, anggun dan menawan.
Para wanita pun diberikan kebebasan untuk berkarya, dengan aturan syariat Islam dan mereka tak lagi sebatas pemuas pria. Wanita diminta untuk mengurus rumah tangga karena Islam tahu mereka yang paling mampu mengurus dan mengatur rumah.
Wanita dimuliakan untuk dihormati. Bahkan Rasulullah SAW berujar 3 kali, Ummi, Ummi, Ummi, baru kemudian Abi. Islam menghargai posisi wanita. Wanita bukan untuk komersialisasi, sebagaimana pada dunia masa kini.
Seyogyanya perempuan tetap mengutamakan 4 peran inti, yaitu sebagai seorang anak, istri, ibu, dan anggota masyarakat. Harapannya semoga perempuan tidak lagi dibatasi dalam berkarya dibidang apa pun. (*/tap)
*) Penulis adalah Sekum KOHATI (Korps HMI-Wati Cabang Bojonegoro)