Cerita Seorang Pemburu Katak Hijau
Mencari Katak Demi Keluarga, Lek Agus Semangat Bekerja
Selasa, 15 Maret 2016 08:00 WIBOleh M. Nur Khozin
Oleh M. Nur Khozin
Kota-Pada malam hari, kebanyakan orang memilih istirahat di rumah bersama keluarga. Tapi ada juga yang memilih mengais rejeki di malam hari. Tak terkecuali para pencari katak seperti salah satunya Agus (44), warga Desa Campurejo Kecamatan Bojonegoro.
Ditemui beritabojonegoro.com (BBC) di sela-sela perjalanannya mencari tempat berburu katak, Agus membalas sapaan BBC dengan hangat. Dengan peralatannya, seperti lampu penerang yang direkatkan di topi berbahan plastik di kepalanya, satu buah tombak, dan kotak aki dan wadah untuk katak yang dicangklong dipunggung, Agus mengentikan langkahnya.
“Iya, ini sedang mencari (katak). Sehabis isya’ saya berangkat,” kata Agus.
Agus mengaku dirinya sudah menekuni profesi sebagai pencari katak sejak tahun 2000 lalu. Terhitung hingga saat ini berarti sudah 16 tahun Agus menjalaninya.
"Saya bekerja dari Pukul 19.00 WIB sampai Pukul 21.00 WIB malam. Ini sudah dapat sekitar 2 kilogram katak hijau,” terang Lek Agus, sapaan akrabnya.
Tak sampai menghabiskan waktu semalam penuh, Lek Agus mengaku bisa mendapatkan 2 - 5 Kg katak hijau. Agus menjualnya dengan harga Rp35 ribu perkilogramnya. “Saya jual di belakang stadion Bojonegoro. Biasanya katak hijau ini dibuat swike atau kripik katak,” terang dia.
Saat ditanya mengapa Lek Agus begitu menekuni menjadi pencari katak, dia menjawab bahwa itu dilakukannya bukan untuk apa-apa, melainkan demi keberlangsungan hidup keluarga. Saat ini, Lek Agus mempunyai istri dan satu anak yang menunggunya di rumah. Anak Lek Agus masih sekolah di tingkat sekolah dasar saat ini.
“Yang penting saya tidak merugikan orang lain. Jadi kita harus semangat kerja demi menghidupi keluarga kita," pungkas Lek Agus.(zin/moha)