Agrowisata
Kebun Sehat Segar di Desa Pungpungan, Kalitidu
Minggu, 03 April 2016 14:00 WIBOleh Betty Aulia
Oleh Betty Aulia
Kalitidu - Berniat turut mengembangkan sektor pariwisata di Kota Ledre, seorang warga Desa Pungpungan RT 29 RW 04 Kecamatan Kalitidu, Abdul Syakur (54), dengan didampingi Luluk Atulmunawaroh (46), selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Didik Sugiyanto (23), seorang mahasiswa perguruan tinggi di Bojonegoro, membuka kebun Sehat Segar (SS). Sebanyak 900 pohon pepaya jenis California ditanam di lahan seluas 5 hektare. Ke depan, kebun SS ini didesain menjadi lokasi agrowisata.
Kepada beritabojonegoro.com (BBC), Luluk mengatakan, tanah di Desa Pungpungan ini memang sangat cocok ditanami holtikultura. Selain itu juga didukung dengan potensi yang sudah ada, sehingga tinggal mengembangkan dari kebun biasa menjadi agrowisata baru di Bojonegoro ini.
"Tanah di sini kan berpasir Mbak. Jadi lebih cocok untuk holtikultura," ujarnya saat ditemui di sela-sela pohon pepaya, Minggu (03/04).
Selain itu, tanaman holtikultura hasilnya lebih menguntungkan bagi petani daripada menanam padi. Itu karena melihat kondisi dataran setempat, meski di tepi Bengawan Solo, airnya lumayan sulit. "Karena sudah cocok, tinggal praktek dan mengembangkannya," imbuhnya.
Salah seorang petani dan pemuda setempat yang turut merintis kebun SS, Didik Sugiyanto (23) membenarkan bahwa tanah di desanya memang cocok untuk holtikultura. Dia mengaku, melakukan penelitian terlebih dahulu pada kondisi tanah sebelum memulai menanam. Bagi dia persiapan tak kalah pentingnya, termasuk kesiapan tanah. Dengan begitu dia bisa meyakinkan warga sekitar untuk beralih ke tanaman holtikultura. Itu dilakukan akhir 2015 lalu.
"Sebelumnya saya sudah melakukan penelitian yang mencakup keadaan tanah di Desa Pungpungan ini," kata Didik.
Menurut Abdul Syakur, selaku pengelola kebun SS, pepaya California ini menghasilkan keuntungan yang lumayan. Setiap panen menghasilkan 1 ton hingga 2 ton tiap bulan.
Dia mengungkapkan, rencananya ke depan di lokasi tersebut akan dikembangkan beberapa jenis pertanian, yang mencakup sayur-mayur dan buah-buahan. Sebagai agrowisata, harus dikemas menyenangkan, karena itu nantinya harus menjadi tempat penelitian, kebudayaan dan edukasi. Sehingga pengunjung yang datang akan merasakan paket agrowisata.
"Saya menginginkan agrowisata ini menjadi tempat yang bisa dibuat bermain dan belajar," ungkapnya.
Ke depan, kebun SS dibagi menjadi beberapa zona, yaitu edukasi, zona praktek penanaman benih, dan zona pengembangan ilmu organisasi pengendali tanaman. Saat ini sudah ada sekitar 10 petani yang siap diberdayakan dan ada sekitar 3 hektare lahan siap ditanami.
Karena itu, sarana dan prasarana harus benar-benar mendukung untuk bisa terwujud. Syakur mengaku, hingga saat ini memang masih terkendala. Seperti, kalau mau ke lokasi, harus menyeberangi sungai kecil desa. Sementara jembatan yang ada masih ala kadarnya terbuat dari bambu.
"Ini sudah saya usulkan ke Pemerintahan Desa segera membenahi akses menuju kebun wisata pepaya, sehingga akan segera terealisasi menjadi agrowisata," katanya. (ety/moha)