Umu Kulsum SPd AUD
28 Tahun Mendampingi Pendidikan Masyarakat Desa
Minggu, 03 April 2016 15:00 WIBOleh Betty Aulia
Oleh Betty Aulia
Trucuk - Menjadi seorang pendidik itu satu panggilan jiwa. Tidak heran, ketika seseorang sudah terpanggil jiwa pendidiknya dan punya kesempatan, maka dia akan melakukannya sepenuh hati. Inilah yang dilakukan Umu Kulsum SPd AUD (45), salah seorang pendidik dari Desa Guyangan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.
Sejak 28 tahun lalu, Umu Kulsum mendedikasikan diri pada pendidikan anak usia dini. Selama pengabdiannya, dia tidak lagi hirau berapa besar imbalan ekonomisnya. Lebih penting, bagaimana mengembangkan dunia pendidikan bagi generasi bangsa ini ke depan. Karena dinilai sangat konsentrasi pada profesi dan keuletan sebagai seorang pendidik, akhirnya dia diangkat menjadi guru sertifikasi.
"Saya sudah lama mengabdi di TK Mekar Sari. Namun baru tahun 2015, saya diangkat menjadi guru sertifikasi," ujarnya kepada beritabojonegoro.com (BBC), Minggu (03/04).
Selain menjadi tenaga pendidik di TK Mekar Sari, Desa Sumberrejo, Kecamatan Trucuk, Umu Kulsum juga termasuk pelopor dalam pendidikan masyarakat desa. Dia membangun kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro mendirikan Keaksaraan Fungsional (KF), Paket A, Paket B, dan Paket C di Desa Guyangan, Kecamatan Trucuk. Semua itu dilakukan semata-mata karena kecintaannya pada dunia pendidikan.
"Alhamdulillah, sekarang kegiatan pembelajaran untuk masyarakat sudah semakin enak, karena semakin lengkap fasilitas yang ada," tutur ibu dua anak itu.
Pada awalnya, dia mengaku, merintis pendidikan di lingkup masyarakat, terutama di Desa Guyangan, bukanlah perkara mudah. Hal itu mengingat faktor lingkungan yang mayoritas masih rendah dalam bidang pendidikan. Untuk itu, dia harus rela mengunjungi rumah ke rumah memberikan penawaran dan ajakan agar warga tergerak mengikuti kegiatan pembelajaran masyarakat.
"Susah sekali menyadarkan masyarakat sini. Karena di sini itu lebih mementingkan bekerja sebagai buruh tani daripada pendidikan," sambungnya.
Sibuk mengabdi di dunia pendidikan, tidak lantas melupakan ibu dua anak itu pada kondisi keluarga. Menurutnya, keluarga tetap yang utama. Sesibuk apa pun dia selalu meluangkan waktu untuk keluarga. Apalagi anaknya yang nomor dua masih berusia 7 tahun. Bagaimana pun dia harus meluangkan waktu bercengkrama dengan keluarga.
"Saya selalu memperhatikan keluarga, di tengah kesibukan saya. Karena bekerja itu juga demi keluarga. Keluarga adalah hal utama bagi saya," pungkasnya. (ety/tap)
*) Foto umu kulsum sedang proses mengajar di rumah warga desa