Diprediksi Terjadi Kemarau Basah di Wilayah Bojonegoro
Kamis, 26 Mei 2016 09:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Kota – Musim kemarau yang akan terjadi di Bojonegoro tahun ini diperkirakan tidak terlalu parah seperti tahun 2015. Hal itu berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur yang diterima oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro.
Menurut Kasi Kedaruratan Bencana dan Logistik BPBD Bojonegoro, MZ Budi Mulyono, sesuai analisis hujan dan prakiraan cuaca BMKG Jawa Timur menyebutkan pada Mei, Juni, hingga Juli 2016 diperkirakan masih akan diguyur hujan sedang dan ringan.
"Dengan asumsi prakiraan cuaca BMKG, kemungkinan nanti Bojonegoro bakal terjadi kemarau basah. Karena sampai bulan Juli masih ada potensi hujan, bisa jadi sampai akhir musim kemarau masih akan turun hujan," ujarnya.
Curah hujan pada bulan Mei 2016 ini, kata dia, 21 sampai 50 milimeter (mm) per jam. Sedangkan bulan Juni 51-100 mm per jam dan bulan Juli 85-115 mm per jam.
"Kalau kemarau basah kemungkinan tidak terlalu bahaya dan berat seperti kemarau tahun 2015 lalu. Pada musim kemarau tahun lalu banyak warga yang kesulitan air bersih, tanaman mati, kebakaran meningkat dan kejadian lainnya,” ujarnya.
Pada musim kemarau tahun 2015 lalu sebanyak 81 desa yang tersebar di 19 kecamatan mengalami kesulitan pangan dan air bersih. Namun, tahun ini jumlah itu diprediksi bakal menurun.
"Karena sudah banyak kecamatan yang menerima saluran pipa PDAM dan bantuan sumur bor dari pemkab. Ya mudah-mudahan terjadi kemarau basah saja," ungkapnya.
Pada musim kemarau tahun 2015 terjadi kekeringan yang cukup parah. Sejumlah desa dilanda kekeringan yakni di Kecamatan Kedungadem, Sugihwaras, Temayang, Bubulan, Gondang, Purwosari, dan Gayam. Daerah itu terletak di barat dan selatan Bojonegoro. Daerah itu berada di dataran tinggi sehingga saat musim kemarau sumber air dari sumur tidak bisa keluar.
Selain masyarakat kekurangan air bersih, sebanyak 1.906 hektar (ha) lahan pertanian di wilayah Bojonegoro saat itu juga dilanda kekeringan. Data dari Dinas Pertanian (Disperta) setempat menyebutkan, ribuan hektare lahan yang dilanda kekeringan itu tersebar di delapan kecamatan di Bojonegoro.
Delapan kecamatan itu yakni Kanor, Kasiman, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Purwosari dan Sugihwaras. Data yang masuk di Dinas Pertanian pada musim penghujan tahun 2014 lalu produksi padi mencapai 6,5 ton /hektar, sementara tahun 2015 mencapai 7,48 ton/hektar. Untuk produksi pertanian di musim kemarau tahun 2014 lalu mencapai 5,56 ton/hektar, sementara tahun 2015 mencapai 5,766 ton/hektar. (her/kik)
Ilustrasi www.infohujan.wordpress.com