Manfaatkan Tulang dan Kepala Lele Jadi Kecap
Sabtu, 30 Juli 2016 13:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Kanor - Ikan lele memang banyak diminati oleh masyarakat. Selain kuat dalam beradaptasi, lele juga memiliki kandungan gizi yang banyak. Biasanya, ikan lele hanya diambil dagingnya saja untuk dikonsumsi, tulang dan kepalanya dibuang, karena dianggap tidak berguna.
Karena itulah, ibu rumah tangga ini patut diacungi jempol. Sebab, dia telah berhasil menyulap tulang dan kepala ikan lele menjadi produk olahan yang memiliki nilai gizi tinggi, yaitu kecap.
Nur Qoiroh Umatin (32) namanya. Dia seorang ibu rumah tangga dari Desa Simorejo Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Nur telah berhasil memaksimalkan sumber daya yang ada di sekitarnya agar memiliki nilai ekonomis yang lebih. Yaitu dengan memanfaatkan tulang dan kepala lele menjadi kecap.
Di daerah tempat tinggal Nur, banyak embung yang selain sebagai penampungan air untuk are pertanian, juga dimanfaatkan warga untuk ternak ikan lele. Namun berbeda dengan orang kebanyakan yang hanya memanen dan menjual lele saja, Nur berpikir lebih jauh. Dia berupaya bagaimana agar dari lele dia bisa mendapatkan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi. Tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.
"Kami memutuskan untuk membuat home industri dengan nama kelompok ekomomi masyarakat (KEM) wahana Petra Legawa. Dengan karyawan 7 orang, kami mengolah daging lele menjadi bakso nugget sedangkan tulangnya diolah menjadi kecap," ceritanya.
Nama kecapnya adalah Kecap Raja Ikan. Sehingga seluruh bagian lele dimanfaatkan, mulai dari daging sampai tulangnya. Tidak ada yang terbuang sia-sia.
"Kami bisa membuat kecap raja ikan, berawal dari pelatihan yang didapat dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Kami juga mendapat dana sharing dari Pertamina," ungkap Nur kepada beritabojonegoro.com (BBC), Sabtu (30/07).
Pembuatan kecap raja ikan ini berbahan dasar kepala dan tulang ikan lele, gula merah serta rempah-rempah. Fermentasi juga diperlukan, lamanya sekitar 3-4 hari dengan suhu terjaga 70 derajat celcius. Pada hari terakhir, suhu diturunkan menjadi 50 derajat celcius.
"Dalam 1 minggu bisa memproduksi kecap sebanyak 60 botol kecil dari 500 gr kepala dan tulang ikan lele, dengan harga jual Rp7 ribu per botol," terang Nur.
Kecap hasil produksi Nur dan kelompoknya memang belum begitu populer di masyarakat. Nur berharap kepada Pemkab Bojonegoro bisa mengadakan pelatihan bagaimana memasarkan produk agar lebih berkembang. Pasalnya, usaha yang udah dijalaninya selama dua tahun ini, pemasarannya masih di sekitar Bojonegoro saja.(ver/moha)