Ekonomi Kreatif
Produk Gerabah Malo Terus Berinovasi Mengikuti Tren Pasar
Jumat, 28 Oktober 2016 19:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Malo - Celengan dari tanah liat berbentuk harimau, sapi, atau ayam, kerap dijumpai di pasar. Namun rupanya, saat ini bentuknya mulai berubah. Yang semula bentuk hewan kini bergeser bentuk dan gambar tokoh-tokoh kartun. Hal ini seperti yang terjadi pada celengan produksi para perajin gerabah di Desa Rendeng Kecamatan Malo kabupaten Bojonegoro.
Ketika beritabojonegoro.com (BBC) berkunjung ke salah satu tempat perajin gerabah di Desa Rendeng, Jumat (28/10/2016), terlihat berjajaran produk gerabah beraneka bentuk dan ukuran. Mulai dari gantungan kunci, celengan, sampai guci. Yang menarik, produk celengan mulai didominasi bentuk aneka tokoh kartun, semacam Naruto, boneka perempuan Jepang, Donal Bebek, Pororo, juga boneka wisuda.
Mataba, pemilik Hana Souvenir, mengatakan bahwa hampir 80 persen penduduk di Desa Rendeng bermata pencaharian sebagai perajin gerabah. "Dari semua itu ada yang hanya menjual setengah jadi, ada yang mulai mengerjakan semuanya," ungkapnya kepada BBC.
Saat ini para perajin, kata dia, terus berinovasi mengikuti apa yang lagi ngetren. Tujuannya, supaya produk lebih mudah diserap pasar atau laku dijual. Namun, Mataba menyebutkan, masih ada perajin celengan yang membuat bentuk hewan. Hanya saja jumlahnya semakin berkurang.
"Sebagian besar perajin di Desa Rendeng telah berinovasi dengan membuat bentuk tokoh-tokoh kartun terkenal seperti Naruto, Sponge Bob dan lainnya. Hal tersebut dilakukan karena ternyata peminatnya cukup banyak," ucap Mataba.
Untuk harga, lanjut Mataba, tetap disesuaikan dengan ukuran dan tingkat kerumitannya. "Untuk gerabah kecil mulai harga Rp 5.000 sampai dengan Rp 20.000. Seperti boneka wisuda, Naruto dihargai Rp 20.000, dilihat dari tingkat kerumitannya," ungkapnya.
Sekarang gerabah produk Kecamatan Malo sudah banyak dipasarkan ke luar Bojonegoro. Bahkan ada pembeli yang membawanya ke Papua untuk dijual di sana. "Saat ini pemasaran masih wilayah Bojonegoro dan sekitarnya, tetapi juga ada yang dibawa ke luar Jawa," pungkasnya. (ver/tap)