Di Bojonegoro, Bahasa Jawa Masih Jauh dari Harapan
Senin, 14 November 2016 09:00 WIBOleh Sucipto
Oleh Sucipto
Padangan - Budayawan kondang, JFX Hoery, mengaku prihatin dengan perkembangan Bahasa Jawa di wilayah Kabupaten Bojonegoro akhir-akhir ini. Keprihatinan ini seiring dengan perkembangan pembelajaran Bahasa Jawa di tingkat sekolah dasar yang belum ada kemajuan berarti.
Di tingkat sekolah dasar, nilai-nilai luhur Bahasa Jawa belum terasa gregetnya. "Kondisinya masih stagnan, dan belum ada perkembangan yang menggembirakan," ungkap JFX Hoery ketika ditemui di tempat tinggalnya, Minggu (13/11/2016).
Menurutnya, hasil pembelajaran Bahasa Jawa di tingkat sekolah dasar sangat jauh dari harapan. "Sarana dan prasarana masih kurang. Guru di SD juga banyak sekali yang belum menguasai Bahasa Jawa," ujar pria yang belum lama ini menerima penghargaan sastra dari Balai Bahasa Jawa Timur atas dedikasinya sebagai sastrawan dalam membantu dan mengembangkan sastra di Jawa Timur.
Kepada beritabojonegoro.com, pria yang berdomisili di Desa Padangan RT 13 RW 04 Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro ini menceritakan beberapa keunggulan Bahasa Jawa jika diajarkan sejak dini. "Bahasa Jawa itu bukan sekedar untuk ngomong saja, tetapi di dalamnya mengandung ajaran unggah-ungguh dan budi pekerti," terang pria yang menggeluti Bahasa Jawa sejak duduk di bangku SMP tahun 1962.
Setelah mengikuti Konggres Bahasa Jawa VI di Yogyakarta tanggal 8-12 Nopember 2016 kemarin, JFX Hoery semakin bersemangat untuk menjaga dan mengembangkan Bahasa Jawa. "Mudah-mudahan dengan adanya KJB bisa menggairahkan kembali Bahasa Jawa," ujarnya optimistis.
Ke depan, Ketua Sanggar Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro (PSJB) ini berharap diadakannya kembali penataran Bahasa Jawa bagi guru SD. "Agar tidak ada lagi anak yang tidak punya unggah-ungguh di depan gurunya, karena guru sudah mengajarkan budi pekerti melalui Bahasa Jawa," tegasnya. (cip/kik)