Bengawan Solo Meluap
Akibat Banjir, Produksi Bata Merah di Padangan Berhenti Total
Kamis, 01 Desember 2016 15:00 WIBOleh Sucipto
Oleh Sucipto
Padangan - Akibat luapan Sungai Bengawan Solo yang tak kunjung surut, aktivitas masyarakat banyak terganggu. Kondisi seperti ini jelas mengganggu perputaran roda perekonomian.
Berdasarkan pantauan beritabojonegoro.com di beberapa wilayah yang terdampak banjir, masyarakat yang beraktivitas di pinggiran Sungai Bengawan Solo mengalami kerugian akibat luapan air sungai.
Seperti yang terjadi di wilayah Dusun Jalakan dan Kalangan Desa/Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro. Pembuat bata merah banyak yang menghentikan aktivitasnya dikarenakan area pembuatan bata merah digenangi luapan Bengawan Solo.
"Sudah satu setengah bulan kami tidak memproduksi bata. Selain karena hujan yang terus-menerus, bengawan yang meluap menjadikan wedek (tanah liat) tidak lagi bisa dicetak," keluh pembuat bata, Ngalimin, kepada beritabojonegoro.com, Kamis (1/12/2016).
Keluhan warga Jalakan RT 09 RW 03 Desa Padangan ini bukan hanya karena faktor cuaca, tetapi juga karena jumlah produksi yang menurun drastis. Akibatnya, omzet penjualan otomatis mengalami penurunan.
"Kalau musim kemarau dan cuaca cerah, kami bisa memproduksi hingga 15 ribu bata per bulan. Tetapi dalam keadaan banjir seperti ini, untuk mencetak 1.500 bata per bulan susahnya minta ampun," ujar pria yang mengaku menggeluti usaha batu bata sejak 40 tahun lalu.
Dia hanya bisa pasrah melihat keadaan seperti itu, dan memilih bersabar menantikan datangnya perubahan cuaca yang lebih bersahabat.
"Tapi kami tetap sabar untuk menunggu enam bulan yang akan datang. Kalau keadaan normal, kami akan kembali berproduksi," ujarnya dengan tatapan mata ke arah luapan bengawan yang tak kunjung surut. (cip/tap)