Rahmad Junaidi, Kabid Sosial Budaya Bappeda Bojonegoro
Jadi Wakil Indonesia di Forum HAM Korea Selatan
Senin, 05 Desember 2016 18:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Bojonegoro Kota - Bojonegoro patut berbangga. Pasalnya memiliki orang-orang yang berprestasi di bidangnya. Tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga internasional.
Contohnya adalah Rahmad Junaidi, Kabid Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Bojonegoro. Dia diundang dalam Forum HAM yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan, pada 4-6 Desember 2016.
Dia merupakan satu-satunya peserta dari Indonesia, yang mempresentasikan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development di Bojonegoro.
Dalam perjalanannya ini, semua akomodasi ditanggung oleh Pemerintahan Kota Seoul. Rahmad berangkat dari Juanda pada Sabtu, 3 Desember 2016), dan sampai di Bandara Internasional Inchieon, keesokan harinya.
Pada presentasinya dalam Bahasa Inggris, Rahmad bercerita, sejak 2015 dia mencoba inisiasi dan menggagas Bojonegoro menjadi kabupaten pertama yang berkomitmen untuk melaksanakan program pembangunan berkelanjutan. Pemerintah Bojonegoro mengusulkan beberapa ide dari pengembangan Bojonegoro SDGs menurut Dunia.
"Thank God for the support of the World Bank dated March 22, 2016, I succeeded in realizing the desire to declare witnessed NGO Infid, World Bank and some local government," tulisnya.
Pada kesempatan tersebut, Rahmad berbagi pengalaman tentang cara memulai pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Pihaknya dipercaya untuk berbagi, lantaran telah melaksanakan pengembangan sangat sistematis.
Mulai dari pelaksanaan Bojonegoro ramah HAM yang diimplementasikan dalam Gerakan Desa Sehat dan Cerdas (GDSC), hingga pengembangan yang sangat inklusif di Bojonegoro, seperti pendidikan inklusif, inklusif dalam minyak dan manajemen gas, dana Jamkesda pelayanan kesehatan yang begitu besar.
Rahmad mengungkapkan, dirinya merasa kecil di hadapan 500 delegasi seluruh dunia yang hadir dalam Forum HAM pertama di Seoul. Forum ini berbicara mengenai SDGs di luar forum PBB. Dirinya hanya ditemani oleh istri tercinta. Sedangkan pada forum SDGs PBB beberapa waktu lalu, bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan 10 orang lainnya.
"Hari ini, pada tanggal 5 Desember 2016, forum Paripurna Hak Asasi Manusia, saya akan mengajak kalian semua untuk memerangi kemiskinan dan menghilangkan kelaparan yang melanda seluruh umat manusia. Berusaha terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, meningkatkan infrastruktur yang memadai, jauh dari korupsi, menerapkan kesetaraan gender dan masyarakat hanya untuk nyata, menjaga lingkungan kita, membentuk pemerintahan yang bersih dan taat hukum dan bekerja sama yang menguntungkan rakyat," ucapnya di hadapan peserta forum.
Kabupaten Bojonegoro, imbuh Rahmad, berusaha keras di bawah kepemimpinan Kang Yoto, Bupati Bojonegoro, dimulai dengan pemerintahan yang terbuka dan pendekatan budaya yang tepat untuk kebijakan lokal.
Rahmad ingin membalikkan kritik-kritik yang diterima Pemkab Bojonegoro, bahwa anggaran HAM Bojonegoro untuk eksis tidak cukup. Bahkan ada komentar miring tentang kurang beruntung "beyond the limits Bojonegoro".
Rahmad berpendapat, hal tersebut terjadi karena kedangkalan pemahaman mereka. Namun pemerintah dan dia sebagai orang Bojonegoro, telah membuktikan bahwa masyarakat internasional yang telah sangat ketat meneliti segala sesuatu tentang pembangunan Bojonegoro, telah memberikan penghargaan dan kesempatan baginya untuk menyumbangkan ide-ide dalam Forum Dunia.
"Luar biasa! Semua ide saya dapat diterima oleh peserta dan digunakan sebagai bagian dari Deklarasi Seoul yang akan digelar besok pada 6 Desember 2016 saat acara penutupan. Alhamdulillah. Salam dari Seoul, yang sangat dingin dan bersalju," tutupnya. (ver/tap)