Cadangan Pangan di Bojonegoro Aman
Rabu, 11 Januari 2017 22:00 WIBOleh Heriyanto
Oleh Heriyanto
Bojonegoro – Meski wilayah Bojonegoro diterjang banjir luapan Sungai Bengawan Solo pada akhir tahun 2016, namun hal itu tidak mempengaruhi kebutuhan pangan yang ada di Bojonegoro.
Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Bojonegoro, Rendra D
Prakosa, pada tahun 2016 lalu jumlah produksi padi sebanyak 960.000
ton. Sedangkan jumlah konsumsi untuk kebutuhan rumah tangga dan
komersial hanya sebanyak 300.000 ton.
"Akibat banjir yang terjadi akhir tahun lalu hanya berpengaruh sekitar
10 persen dari jumlah produksi musim tanam pertama tahun 2017,"
ujanya, Rabu (11/01/2017).
Banjir yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro tersebut, kata dia,
hanya terjadi di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo. Lahan padi
yang ada di sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo saat itu sedang
musim tanam ketiga sehingga jumlah produksinya lebih sedikit.
Jumlah prouksi yang paling banyak, lanjut dia, terjadi saat musim
tanam pertama yakni antara bulan Maret sampai April yang menyumbang
jumlah produksi sebanyak 50 persen dari jumlah produksi. Atau setara
dengan 400.000 ton beras. Sedangkan pada musim tanam kedua terjadi
pada bulan April sampai dengan Agustus yang menyumbang produksi 30
persen.
"Untuk musim tanam ketiga bulan Agustus sampai November itu hanya
menyumbang jumlah produksi sebesar 20 persen dari total produksi
keseluruhan," terangnya.
Sementara jumlah lahan pertanian yang ada di bantaran Bengawan Solo
berada di 12 Kecamatan. Lahan padi yang ada di bantaran Bengawan Solo
itu mampu menyumbang produksi padi secara keseluruhan sebesar 60
persen. "Lahan padi di bantaran sungai bengawan solo ini perhektare
bisa memproduksi 10 ton," pungkasnya. (her/kik)