Kisah Inspiratif tentang Burung Pipit
Sabtu, 10 Juni 2017 15:00 WIBOleh Muliyanto
Oleh Muliyanto
SUATU hari Umar Bin Khattab berjalan – jalan. Dalam perjalanan dia temui seorang bocah bermain burung pipit. Melihat itu Umar merasa kasihan, burung kecil itu dipermainkan sedemikian rupa. Umar lantas membelinya lantas melepaskannya. Burung itu terbang bebas kembali.
Ketika Umar wafat, beberapa ulama di zaman itu bermimpi bahwa Umar mendapat rahmat Allah SWT di alam kubur sebab welas asihnya terhadap burung pipit tadi.
Kisah itu ada di dalam buku Ushfuriyah, sebuah kitab klasik karya Muhammad in Abu Bakar Al Ushfuri. Tidak ada temuan jelas mengenai biografi sang penulis. Barangkali karena terlalu sedikit karyanya. Namun yang pasti, Usfhuriyah merupakan kitab asing bagi para santri di pesantren. Kitab itu menjadi pegangan yang kerap dikaji dalam momen – momen tertentu seperti Ramadan ini.
Bagi kita yang tidak asing dengan bahasa Arab, kita tetap bisa menikmatinya mellui terjemahan bahasa Indonesia. Diva Press turut menerbitkan kitab tersebut dengan bahasa Indonesia berjudul Ushfuriyah, Percik Hikmah Buurng – Burung Kehidupan. Ushfuriyah berisi 40 hadits pilihan sebagaimana kitab karya Imam Nawawi, Arbain Nawawiyah. Namun di sela – sela paparan hadits disertakan cerita – cerita sederhana yang inspiratif.
Buku tersebut tidak tebal bila dibandingkan buku – buku atau kitab kuning lainnya. Dan yang menjadikan dia beda dengan kitab atau buku lainnya adalah banyak kisah – kisah inspiratif sederhana di dalamnya. Salah satunya adalah cerita Umar tadi. Kita jadi tahu, bukan perbuatan besar yang mendatangkan rahmat Allah terhadap Umar di alam kubur, melainkan perbuatan yang sepintas lalu sepele.
Kisah itu juga mengingatkan kita pada Imam Ghazali. Ulama legendaris yang disebut – sebut sebagai Hujjatul Islam tersebut juga memiliki kisah unik. Suatu hari sang imam sedang menulis kitab. Saat itu di meja tulisnya ada lalat yang lemas tergeletak kehausan. Sang imam lalu memberinya minum dengan sedikit tinta yang beliau buat menulis. Selamatlah si lalat dari ancaman kematian karena kahausan. Setelah itu ada ulama yang bermimpi melihat Al Ghazali di akhirat mendapatkan rahmat Allah bukan disebabkan keunggulannya di bidang keilmuan atau kesohorannya sebagai ulama yang dihormati, melainkan karena kejadian kecil memberi minum lalat itu.
Sungguh, tidak ada yang sepele dalam perbuatan baik yang sepintas lalu sepele. Seringkali kita berkeinginan besar melakukan hal besar untuk katakanlah negara. Tapi seringkali kita lupa berbuat baik terhadap tetangga atau istri atau suami kita di rumah, atau hewan peliharaan kita. Buku ini bisa sedikit membantu kita menajamkan kepekaan kita terhadap hal – hal yang sepintas lalu kecil dan remeh di sekitar kita.
Buku ini cocok di baca saat Ramadan. Tidur saja adalah pahala saat puasa, membaca buku tentu lebih berpahala lagi.