Kuswiyanto Perjuangkan Pencairan Tunjangan Profesi Guru Madrasah
Sabtu, 29 Juli 2017 20:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Sejak Oktober 2014 Komisi VIII DPR RI secara getol memperjuangkan dan mendesak Kementerian Agama RI dan Dirjen Pendidikan Islam agar mempercepat progress penyelesaian Tunggakan Tunjangan Profesi Guru baik PNS dan Non PNS yang belum atau sudah mendapatkan SK Inpassing pada Madrasah dan PAI Sekolah Umum.
Kuswiyanto, sebagai salah satu anggota Komisi VIII DPR RI yang sekaligus sebagai tokoh pendidikan yang sejak muda menggeluti dunia pendidikan, terus berusaha keras berjuang bersama Komisi VIII melalui Rapat Kerja Bersama dengan Kemenag, Kemendikbud, Kemenkeu, BPKP dan Bappenas. Disamping terus melakukan supervisi monitoring dan evaluasi proses penyaluran Tunjangan Profesi Guru ini.
Dalam pertemuan dengan guru-guru madrasah se Bojonegoro di MI Hidayatul Mubtadiin Desa Wedi Kapas, pada Sabtu (29/07/2017) siang tadi, Kuswiyanto menyampaikan bahwa sepanjang perjalanan memperjuangkan proses penyelesaian Tunjangan Profesi Guru Madrasah, terlalu banyak kendala dan masalah dalam alokasi anggaran ini, mulai dari tidak sinkronnya data Kemenag dan Kemenkeu yang mengakibatkan guru guru menjadi korban.
"Alhamdulillah ditahun ini Kemenag telah menganggarkan Rp 1,4 triliun dan Rp 3,3 triliun untuk TPG terutang yang masuk dalam RUU APBN-P 2017," terang mantan Kepala Sekolah ini..
Masih menurut Kang Kus sapaan akrab politisi ini, anggaran Rp 4,6 triliun ini dialokasikan untuk 5 pos, yakni pertama, tunjangan guru non madrasah yang sudah inpasing, terhutang sejak 2016, kedua tunjangan guru madrasah dan PAI terhutang 2014 dan 2015, ketiga tunjangan guru bukan PNS (belum diverifikasi Itjen), keempat guru PAI bukan PNS inpassing yang sudah diverifikasi Itjen dan kelima tambahan TPG Madrasah dan PAI daerah, tahun anggaran 2017. “Nantinya, Kemenag sudah tidak lagi memiliki tunggakan terkait tunjangan guru tersebut.” imbuhnya
Dengan capain tersebut, guru madrasah patut bersyukur dengan terus berupaya meningkatkan kapasitas diri dan bekerja profesional agar tercipta lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan sehingga kegiatan belajar mengajar semakin optimal.
Justru tantangan terbesar guru dan institusi pendidikan adalah memastikan peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan yang berkualitas, sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan capaian ini juga, Kuswiyanto juga terus mendukung gerakan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, "Ayo Sekolah" untuk menuju masa depan generasi yang lebih gemilang. (inc/imm)