Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora, Adakan Lomba Ternak Sapi
Jumat, 25 Agustus 2017 09:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora- Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) pada Kamis Legi (24/08/2017) kemarin, selenggarakan Lomba Ternak Sapi yang dirangkaikan dengan pengobatan ternak gratis serta sosialisasi Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) di Lapangan Desa Kalen Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora.
Lomba yang mulai dilaksanakan pukul 08.00 WIB tersebut diikuti oleh ratusan sapi unggulan yang berasal dari para petani peternak perwakilan 16 kecamatan dan BUMDes se Kabupaten Blora. Antusias warga untuk menonton lomba sapi yang diselenggarakan rutin setahun sekali ini juga cukup tinggi.
Dalam lomba tersebut dihadiri Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Ir Agus Wariyanto SIP MM dan Kasubdit Pengamatan Penyakit Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI, Drh Makmun Junaidin MSc yang ikut mengapresiasi ternak sapi di Kabupaten Blora. Dalam kesempatan itu mereka ingin sapi Blora tidak hanya dijual dalam kondisi hidup, tetapi dalam bentuk daging setelah diolah di rumah pemotongan hewan modern.
Kepala Disnakikan Kabupaten Blora Ir Wahyu Agustini SE MSi menerangkan bahwa dalam kegiatan ini dilombakan 4 macam kategori yakni sapi bibit jantan peranakan ongole, sapi bibit betina peranakan ongole, sapi eksotis hasil penggemukan.
“Dan terakhir, sapi penggemukan Badan Usaha Milik Desa,” terang Wahyu Agustini.
Wahyu Agustini juga bahwa Kabupaten Blora memiliki potensi jumlah sapi terbanyak di Jawa Tengah dengan jumlah 222 ribu ekor lebih, di akhir 2016. Potensi ini harus terus dikembangkan, salah satunya dengan mengadakan lomba yang bertujuan untuk menyemangati para peternak dalam memelihara sapinya agar bisa tumbuh dengan baik dan benar.
“Sehingga nantinya memiliki nilai ekonomi yang lebih baik,” ucapnya.
Ia mengajak para peternak untuk tidak menjual sapi ketika lepas lahir atau masih pedet, namun ditunda jual untuk dipelihara dengan baik sehingga memiliki nilai jual yang lebih baik. Contohnya adalah sapi-sapi bibit jantan dan betina yang dilombakan kali ini, mayoritas sapi lokal peranakan ongole dengan berat badan diatas 800 kilogram.
“Tidak hanya lomba saja, kali ini juga dilaksanakan pemeriksaan kesehatan sapi gratis yang informasinya tadi diikuti sekitar 350 sapi dari berbagai wilayah yang ada di Kabupaten Blora,” lanjutnya.
Salah satu juri lomba dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, Teguh Budiyono menjelaskan bahwa penilaian lomba sapi kali ini tidak hanya didasarkan pada berat badan saja. “Namun juga mempertimbangkan umur sapi, kondisi kesehatan dan proposional bentuk tubuh.” terang Teguh Budiyono.
Sapi yang memiliki berat badan paling besar, lanjut Teguh, belum tentu akan menang. Misal ada sapi yang beratnya hingga 1 ton tapi umurnya sudah tua, maka itu sebuah kewajaran.
“Sedangkan jika ada sapi yang baru berumur 1 tahun lebih dengan berat badan mencapai 800 kilogram, maka ini lebih unggul. Kita lihat juga kondisi kesehatan matanya,” jelasnya.
Bupati Djoko Nugroho yang hadir langsung dalam pelaksanaan lomba sapi tersebut sangat mengapresiasi tingginya antusias petani peternak. Ia pun berkeliling lapangan meninjau sapi satu per satu dan memberikan semangat kepada peternak agar lebih termotivasi dalam memelihara ternaknya.
“Dengan lomba ini, para petani ternak akan tahu mana sapi yang sehat dan gemuk dari hasil pemeliharaan yang benar dan mana sapi yang dipelihara hanya dengan cara asal-asalan.” ucap Bupati.
Bupati menambahkan, para peternak harus tahu bagaimana cara memelihara yang benar, tidak hanya memelihara sebagai rojo koyo saja.
“Tahun depan saya ingin tidak hanya sapi saja yang dilombakan, tetapi juga kambing,” kata Bupati.
Sekedar di ketahui juara pertama dalam lomba sapi tersebut mendapatkan uang pembinaan Rp 6,5 juta, juara kedua Rp 5 juta dan juara ketiga Rp 4 juta. Masing-masing pemenang juga mendapatkan piala dan piagam penghargaan. (teg/imm)