155 Pengusaha Ikuti Lokakarya Pengembangan Kewirausahaan Sosial Melalui Koperasi
Selasa, 05 September 2017 13:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Oleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro Kota - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama Yayasan Bina Swadaya, pada Selasa (05/09/2017) pagi tadi, bertempat di Pendapa Pemkab Bojonegoro, selenggarakan Lokakarya dengan tema, Peluang Pengembangan Kewirausahaan Sosial Melalui Koperasi. Sebanyak 155 pelaku usaha dari Kabupaten Bojonegoro dan Tuban mengikuti acara acara tersebut.
Beta Witjaksono selaku Humas EMCL, kepada media ini mengungkapkan bahwa acara ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan mata pencarian masyarakat melalui koperasi. Dalam program ini, EMCL mengandeng pihak ketiga yakni Yayasan Bina Swadaya untuk melakukan pendampingan kepada UMKM dan koperasi di sekitar wilayah eksplorasi lapangan Banyuurip.
Dijelaskan Program Pendukung Operasional Exxon Mobil dilakukan di 20 desa di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Dengan rincian 14 desa di Kecamatan Gayam dan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, sedangkan untuk wilayah Kabupaten Tuban ada 6 desa di Kecamatan Palang, Semanding dan Plumpang.
Setidaknya terdapat 22 Kelompok Swadaya Masyarakat dan 3 Koperasi di dua kabupaten tersebut, yaitu untuk Bojonegoro 16 KSM dan 6 KSM di Kabupaten Tuban.” tutur Beta.
Hal yang sama di sampaikan oleh External Relation Manajer EMCL, Dave Seta yang menjelaskan bahwa EMCL selaku operator minyak di lapangan Banyuurip yang saat ini telah memproduksi minyak mentah mencapai 200.000 barrel per hari, menyadari betul bahwa pengembangan sektor berbasis ekonomi kerakyatan harus dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sekitar lapangan Banyuurip.
“Program pendukung operasional ini adalah suatu bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar lapangan,” terang Dave Seta.
Sementara, Dedy Junaedi dari Yayasan Bina Swadaya menjelaskan bahwa tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk menambah pengetahuan pelaku usaha dari Kabupaten Bojonegoro dan Tuban.
“Kegiatan ini untuk meningkatkan motivasi pelaku usaha, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk serta memberikan ide solutif bagaimana layanan koperasi kepada para pelaku usaha.” tutur Dedy.
Sedangkan Perwakilan dari Kementerian Koperasi Republik Indonesia, Auza Jamil menuturkan bahwa masalah klasik yang di alami oleh dunia usaha dan koperasi adalah masalah permodalan. Namun pemerintah sudah mengucurkan beberapa program diantaranya adalah Kredit usaha Rakyat (KUR) dan LPDB. Dia menuturkan pelaku koperasi, UMKM dan Usaha Besar Di Indonesia mencapai 57.906.787 unit dengan rincian usaha besar sejumlah 5.066 unit, usaha menengah 52.106 unit, usaha kecil 654.222 unit dan usaha mikro mencapai 57.189.398 unit.
“Dari sektor ini memberikan kontribusi yang luar biasa yakni PPR 57 persen, menyerap tenaga kerja 96 persen, ekspor non kipas di angka 15,68 persen. Hal ini sesuai dengan data BPS ditahun 2013.” pungkas Auza. (*/imm)