161 Desa di Blora Terdampak Kekeringan
Selasa, 05 September 2017 11:00 WIBOleh Priyo Spd
Oleh Priyo Spd
Blora- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora mulai bersiaga guna meminimalisir dampak kekeringan yang ada di Kabupaten Blora
Kepala Pelaksana BPBD Blora Sri Rahayu mengimbau agar masyarakat Blora mulai menghemat penggunaan air bersih dan mewaspadai potensi kebakaran di lahan kering.
“Mengingat tingginya potensi kekeringan di Kabupaten Blora ketika kemarau tiba. Kami ingin mengajak seluruh warga untuk siaga, membudayakan pengurangan resiko bencana kekeringan melalui beberapa langkah pencegahan,” ujar Sri Rahayu, Selasa (05/09/2017).
Menurutnya, warga bisa memanfaatkan sumber air secara lebih efisien dan efektif. Selain itu ia mengajak agar melakukan penanaman pohon dan perdu sebanyak-banyaknya pada setiap jengkal lahan yang ada di sekitar kita.
“Perbanyak resapan air dengan tidak menutup semua permukaan tanah dengan paving, cor atau keramik. Lantas lakukan gerakan hemat air dan pembangunan sumur pompa. Pembangunan penampungan air atau embung juga bisa mengurangi dampak kekeringan,” lanjutnya.
Ia mengatakan bahwa untuk musim kemarau tahun ini diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Oktober nanti. Berdasarkan data BPBD, wilayah yang diperkirakan mengalami kekeringan meliputi 15 kecamatan dari jumlah 16 kecamatan yang ada.
“Untuk yang paling parah terjadi di dearah jati, namun demikian kami akan berupaya untuk air bersih dan akan di mulai dari kecamatan Jati,” jelasnya.
Pihaknya juga mengatakan jika warga membutuhkan air bisa koordinasi dengan pihak desa yang nantinya desa akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan.
“Sesuai mekanisme, jika ada desa-desa yang mengalami kekeringan, saya minta Kepala Desanya untuk lapor ke camat agar diteruskan ke BPBD. Berdasarkan laporan itu, kami akan buatkan SK tentang status kekeringan yang nantinya digunakan sebagai dasar pemberian bantuan air bersih,” paparnya.
Begitu juga dengan perusahaan atau komunitas lain yang ingin menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa, diminta untuk koordinasi dengan BPBD agar tidak terjadi tumpang tindih penyaluran.
“Sehingga harapannya semua bantuan bisa sesuai sasaran dan merata,” pungkasnya.
Sekedar di ketahui dari data yang ada di BPBD kabupaten Blora Sebanyak 161 Desa/Kelurahan sudah mulai mengalami kekurangan air bersih. Diperkirakan puncak kemarau akan berlangsung hingga oktober nanti. (teg/moha)