Pelamar Job Fair di Bojonegoro Didominasi Pencari Kerja Lulusan SLTA
Rabu, 10 April 2019 18:00 WIBOleh Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) mulai Rabu (10/04/2019) hingga Kamis (11/04/2019) menggelar Job Market Fair atau bursa kerja terbuka, yang diselenggarakan di SMK Negeri 2, di Jalan Pattimura Bojonegoro.
Dalam Job Fair tersebut Disperinaker Bojonegoro menggandeng 42 perusahaan dan menyediakan 12.500 lowongan kerja, dan sebagian besar pencari kerja yang melamar merupakan lulusan SMA/SMK sederajat.
Suasana Job Market Fair atau bursa kerja terbuka, yang diselenggarakan Pemkab Bojonegoro di SMK Negeri 2, Jalan Pattimura Bojonegoro. Rabu (10/04/2019)
Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja, Disperinaker, Joko Santoso SH, kepada awak media ini menuturkan, dari 42 perusahaan yang terlibat pada Job Fair kali ini, sebanyak 20 perusahaan berasal dari luar daerah.
"Lowongan yang disediakan adalah 12.500 tenaga kerja. Tapi prediksi saya, hanya sekitar 1.500 an saja yang diterima," kata Joko Santoso, Rabu (10/04/2019).
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan sebagian besar para pelamar kerja merupakan lulusan SMA/SMK sederajat. Terlebih, lowongan yang banyak dibuka adalah operator produksi dengan kebutuhan tenaga kerja ribuan orang.
Ia mencontohkan, seperti PT Pungkok dari Jawa Tengah, yang membutuhkan 8.000 tenaga kerja, pasca membuka lahan baru, salah satun lowongan kerja yang tersebdia adalah tenaga operator produksi. Belum lagi di PT Sritek, dan perusahaan lainnya dengan persyaratan minimal lulusan SMA.
"Setelah Job Fair selesai Kamis, kami akan meminta data jumlah tenaga kerja yang diterima. Harapannya ya lebih dari prediksi tadi," tuturnya mengimbuhkan.
Joko menyatakan, semua perusahaan yang terlibat dalam Job Fair kali ini berkomitmen memberikan jaminan tenaga kerja dan gaji sesuai Upah Minimum Kabupaten (UMK) atau sekitar Rp1,8 juta per bulan.
"Itu sudah komitmen mereka ya, jadi yang ikut sekarang ini memberikan jaminan pada pekerjanya," katanya menegaskan.
Sementara itu, Fatimah (28), warga asal Desa Kalitidu Kecamatan Kalitidu Kabupaten mengungkapkan, bahwa untuk mendapatkan pekerjaan di Bojonegoro dirasa sangat sulit.
"Selain tidak ada pekerjaan yang sifatnya berkelanjutan, juga belum ada sistem part time atau paruh waktu," katanya.
Menurutnya, rata-rata perusahaan di Bojonegoro belum ada yang memberikan gaji sesuai UMK. Dari pengalaman yang didapat, lulusan salah salah satu Universitas ternama di Bojonegoro ini menyebutkan, paling besar gaji yang diterima karyawan adalah sebesar Rp1.500.000, itupun sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.
"Hari ini, saya coba melamar di perusahaan luar daerah. Mencoba peruntungan saja, semoga diterima ," pungkasnya. (red/imm)