Harga Bawang Merah Merosot, Petani di Kedungadem Bojonegoro Merugi
Kamis, 24 Desember 2020 11:00 WIBOleh Dan Kuswan SPd Editor Imam Nurcahyo
Bojonegoro - Masuki musim panen bawang merah tahun ini, para petani bawang merah warga di Desa Duwel Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro merugi karena harga jual bawang merah di tingkat petani merosot tajam dibanding harga pada panen sebelumnya.
Penyebabnya, diduga karena stok yang melimpah seiring dengan panen raya di sejumlah daerah penghasil bawang merah.
Saat ini, harga jual bawang merah di tingkat petani anjlok hingga Rp 10 ribu rupiah per kilogram. Harga tersebut merosot tajam jika dibandingkan dengan harga panen sebelumnya yang mencapai Rp 25 ribu rupiah per kilgramnya. Padahal harga impas bawang merah sekitar Rp 14 ribu per kilogram.
Sunoyo (40), petani bawang merah asal Desa Duwel Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro, ditemui awak media ini Kamis (24/12/2020) mengaku harga bawang merah saat ini tidak sesuai yang ia harapkan.
Dirinya mengaku, dengan lahan seluas 2.300 meter persegi miliknya, dirinya harus merogoh modal sekitar Rp 15 juta, sementara pada panen kali ini, bawang merah basah di sawanya, dengan sistem tebas atau borong, laku Rp 11 juta. Padahal pada panen sebe;lumnya, dari sawah yang sama laku Rp 25 juta.
"Padahal kualitas bawang merah di cukup bagus dan tak kalah dari daerah lain. Mungkin karena panen bawang merah tahun ini bersamaan dengan daerah lain sehingga harganya anjlok." kata Sunoyo
Suasana panen bawang merah di Desa Duwel Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro (foto: dan/beritabojonegoro)
Hal senada juga disampaikan Sunari (45) yang masih tetangga Sunoyo. Dirinya mengaku pasrah dengan kondisi tersebut. Hasil panen bawang merah miliknya tidak sesuai dengan yang ia harapkan.
"Ya tetap dijual meskipun harganya turun. Gimana lagi, kami hanya bisa pasrah. Bisa laku saja kami sudah senang, bisa untuk modal tanam lagi." kata Sunari.
Kepala Desa Duwel Ahmad Rifai, mengatakan bahwa sudah sejak beberapa tahun lalu warga di desanya lebih memilih tanam bawang merah daripada padi atau palawija.
Menurutnya, tanaman bawang merah dapat dikembangkan atau tumbuh dengan baik di daerah tersebut. Selain itu, kebutuhan bawang merah masyarakat di Kabupaten Bojonegoro sebagian besar masih didatangkan dari kabupaten lain, sehingga harga bawang merah lebih menjanjikan jika dibanding dengan tanaman palawija lainnya.
Namun panen kali ini harganya anjlok sehingga para petani bawang merah di desanya banyak yang tidak mendapatkan keuntungan.
"Di Desa Duwel ini setidaknya ada 140 petani yang tanam bawang merah." kata Ahmad Rifai.
Sementara itu, berdasarkan penelusuran awak media ini harga jual bawang merah di pasat tradisional Kota Bojonegoro hari ini pada kisaran Rp 20 ribu per kilogram. Harga tersebut relatif stabil meskipun jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. (dan/imm)