Buku Inspiratif: The Naked Traveler 1 Year
Jalan-Jalanlah Selagi Muda, Jangan Menunggu Tua
Minggu, 06 Desember 2015 21:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
SALAH satu impian bergengsi oleh sebagian orang Indonesia adalah bisa jalan-jalan keliling dunia. Tetapi seperti kebanyakan orang, impian itu juga tinggalah impian. Jarang ada yang berani mewujudkannya. Selain membutuhkan urusan paspor yang ribet dan ongkos gede, mental yang kuat juga penting.
Adalah Trinity, perempuan yang berprofesi sebagai travel writer di sejumlah media melakukan terobosan yang luar biasa yaitu mengarungi hampir separuh dunia dalam kurun waktu satu tahun yaitu Oktober 2012 sampai Oktober 2013. Pada pengantar buku ini alasan dia mengambil perjalanan ini karena orang Indonesia sebagian besar melakukan perjalanan singkat dan jarang yang menginjak kakinya di benua Amerika Latin.
Perjalanan ini Trinity tidak sendiri, bersama sahabat karibnya, Yasmin, mereka menjelajah dari benua Eropa dan menyeberang ke Amerika.
Kesulitan utama dalam perjalanan panjang adalah pada paspor RI. Hanya sedikit negara yang memberlakukan bebas visa untuk paspor Indonesia.
Untuk pecinta jalan-jalan, apalagi bermimpi untuk keliling dunia harus membaca buku The Naked Traveler 1 Year. Di sini banyak pengalaman yang dijadikan pelajaran terutama terkait bahasa, makanan, dan hal tak terduga yang bakal terjadi sedangkan berada jauh dari Indonesia yang nyaman.
Penerbangan Trinity pun demikian, dia mengalami diare yang parah ketika berada di pesawat. Bayangkan untuk kondisi normal saja, diare itu bikin pusing kepala. Harus bolak balik ke toilet dan tak kalah penting menjaga tubuh agar tidak dehidrasi.
Dengan bahasanya yang ringan, Trinity mampu menyeret saya menikmati perjalanannya dari satu tempat ke tempat lain. Mulai Eropa sampai Amerika Selatan. Dengan kekacauan yang sering dialami akan membuat kita tertawa gelak, atau ketika dia memberi opini terkait kejadian yang ada di sebuah negara. Akan membuat kita berpikir lebih jauh tentang Indonesia.
Selalu ada perbedaan di setiap tempat, bagaimana cara kita menghargainya. Termasuk perbedaan musim, alat make up makanan.
Seperti yang dialami oleh Yasmin, gara-gara tidak membaca label di lotionnya, kulitnya harus muncul ruam-ruam. Yang ternyata lotion itu adalah sabun mandi cair.
Melalui The Naked Traveler 1 Year, kita seolah menjadi mata yang mengikuti setiap arah yang dipandang oleh Trinity. Ikut merasakan pegalnya menaiki tangga tangga di Machu Pichu dan menikmati reruntuhan bangunan ratusan tahun yang indahnya tidak kepalang.
Travelinglah selagi muda, Bila sudah tua, maka fisik pun sudah tidak sekuat dulu sehingga hanya terbatas di tempat uang aman saja dan tidak mengeluarkan banyak tenaga.
*) Foto buku dari naked-traveler.com