Berjilbab, Kau Tambah Cantik
Minggu, 20 Desember 2015 10:00 WIBOleh Vera Astanti
Oleh Vera Astanti
Sinopsis :
Menyerukan untuk menutup aurat adalah gagasan yang bagus. Apalagi saat ini banyak remaja yang masih perlu bimbingan dakwah. Tentunya dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, dan didukung oleh argumentasi ilmiah dan dahlil syar'i, buku ini menarik untuk dibaca kaum muda.
Membahas tentang kodrat wanita yang seharusnya dijunjung tinggi dan bukannya dijadikan santapan pandangan penuh nafsu. Buku ini akan membahas banyak hal, mulai dari kewajiban berjilbab, sampai cara-cara untuk memulai berjilbab. Apa saja yang perlu disiapkan. Sampai dengan hambatan-hambatan yang akan timbul dan bagaimana cara mengatasinya. Serta testimonid ari beberapa perempuan, termasuk di dalamnya kisah seorang Cici Tegal dengan jilbabnya.
Review :
Ini salah satu buku koleksi pribadi saya. Buku yang saya beli saat ada pameran buku di Bojonegoro. Buku inilah salah satu pendorong agar saya segera berjilbab seperti saat ini. Yup, dulu saya masih suka pakai celana pendek (tapi tetep di bawah lutut lhoh).
Engkau lebih cantik dengan jilbab, nggak pernah kebayang kalau saat ini saya mereview buku ini. Karena buat saya menikmati buku ya, sekedar membaca dan mengambil manfaatnya. Namun saya rasa, dengan review, buku ini akan jauh lebih bermanfaat. Karena dengan review, akan ada orang yang tertarik membaca dan mengambil manfaat buku ini lagi.
Dari judulnya bisa dipastikan buku ini berisikan tetek bengek seputar jilbab. Namun jangan salah, gaya bahasa dalam buku ini sama sekali tidak menggurui. Saya membacanya tidak merasa tertekan ataupun dipaksa.
Adanya perbedaan pandangan tentang kedudukan perempuan di beberapa bangsa akan dipaparkan secara singkat dalam buku ini. Dari bagsa Romawi jaman dulu Arab Jahiliyah akan membuka wawasan kita, bagaimana Islam melihat kedudukan wanita. Bukan sebagai bawahan, tetapi sejajar dengan pria, hanya perannya yang berbebeda.
Kalau ada kebaikan dari budaya Barat
Maka Islam telah mendahukui semua
Bila tersimpan keburukan pada budaya Barat
Maka Islam menjauhkan kita darinya (halaman 46)
Banyak dari kita, tertuma saya dulu, memiliki banyak alasan untuk menunda untuk memakai jilbab. Antara lain alasan belum memakai jilbab yaitu belum mantab, belum cukup umur, takut nggak dapat kerja, takut nggak laku nikah, belum mendapat hidayah dll. Well, guys, Semua alasan-alasan itu akan dikupas secara tuntas di buku ini. So, anda tidak bisa berkelit lagi.
Kalaupun masih ragu ketika berjilbab, atau ada beberapa permasalahan yang umum terjadi terkait masalah jilbab. Di buku ini juga dibahas bagaimana mencari solusinya. Misalnya saja, orangtua tidak setuju.Bagaimana penulis memberikan solusi dengan halus. Yaitu penulis menyarankan agar anda untuk memberikan penjelasan dan berusaha menyakinkan bahwa jilbab adalah pakaian yang baik. Bahwa jilbab tidak akan menutup pintu rejeki manapun.
Tidak lengkap sebuah buku motivasi tanpa didukung komentar-komentar orang lain. Nah di dalam buku ini, ada beberapa kisah teman-teman yang memulai memakai jilbab. Mereka bercerita bahwa setelah berjilbab, hati mereka lebih damai, merasa lebih dihormati dan dihargai.
Pada akhir buku ini, penulis menyampaikan bahwa kita yang sedang membaca buku ini tidaklah sendirian. Karena fenomena tentang jilbab ini sudah menjadi wacana banyak orang. Dan bagi yang belum berani langsung memakai jilbab, perlu dorongan agar dia berani mengambil keputusan. Dan ada banyak orang-orang yang masih berjuang untuk mengenakan jilbab.
Saat ini, jilbab bukanlah sesuatu yang aneh lagi. Sejak banyaknya jilbab yang menjadi tren fashion serta artis-artis yang menjadi figur publik, banyak yang mengenakan jilbab.
Namun yang perlu ditekankan adalah mengenakan jilbab saja tidak cukup. Perlu adanya perbaikan kualitas iman. Terutama hati. Secara perlahan tetapi pasti. Sebab, jilbab hanyalah simbo luar saja. Ibarat buah, belum tentu yang kulitnya bagus isinya juga bagus. Namun bukan berarti kulit yang bagus tidak penting. Begitu...