Buku Habis Galau Terbitlah Move On Karya J. Sumardianta
Boleh Galau, Asal Bisa Move On
Sabtu, 19 Maret 2016 20:00 WIBOleh Mulyanto
Oleh Mulyanto
JUDUL buku ini begitu menggoda. Remaja banget! Dan memang, rata-rata buku karya J. Sumardianta memang demikian, sebagaimana buku sebelumnya Guru Gokil Murid Unyu. Keduanya sama, berbicara tentang dunia pendidikan. J Sumardianta menulis dengan renyah dan segar, tanpa mengurangi kekritisan dan kedalamannya.
Di buku ini Sumardianta mengupas tentang kondisi dunia pendidikan yang tengah dikepung kekuatan digital. Tulisnya tentang zaman ini,” orang lebih sengsara bila fakir sinyal ketimbang fakir miskin.” Juga sebagaimana nampak di judul “Habis Galau Terbitlah Move On”, ada dua poin yang menjadi pusat perhatian, yaitu galau dan move on, dua hal yang kontradiktif.
Galau disebut-sebut Sumardianta sebagai istilah yang mewakili perasaan pesimis kontemporer atau kekinian. Berbeda dengan Move On, sebuah perasaan yang melambangkan optimisme melawan galau.
Sebagaimana gaya Sumardianta yang kerapkali menghadirkan kisah-kisah sosok inspiratif, pun begitu buku ini. Ada Ram Chander bekas petani di India yang terbebani dengan utang keluarga hingga harus bekerja sebagai penarik angkot sampai akhir hayat. Ada Pak Kliwon seorang penarik becak di Yogya yang rela menempuh 5 jam perjalanan pulang pergi untuk berhemat demi anak bisa sekolah. Ada Patmini gadis kecil perkampungan kumuh di Kalkuta India yang sehari-hari mengais sisa sayur dan kulit buah demi meja makan keluarga.
Tokoh-tokoh itu diceritakan dengan sangat renyah oleh penulis, ringan, terkesan penuh gurau namun tidak mengurangi kedalamannya. Pembaca bahkan bisa mencucurkan air mata mengikuti kegigihan mereka yang disebut-sebut sebagai “kerja menjadi lubang hitam yang menyedot habis kesehatan.”
Bagi yang belum membaca “Guru Gokil Murid Unyu”, memang akan tidak terbiasa sebab penulisan yang terkesan melompat-lompat sehingga pembahasan seolah-olah kurang mendalam dan terlampau banyak topik yang dibahas. Sepertinya mau main-main. Tapi bagi yang sudah membaca Guru Gokil, akan terbiasa dengan gaya Sumardianta.
Buku ini tidak terbatas untuk dibaca kalangan akademisi, tetapi sangat patut juga untuk dinikmati oleh pembaca awam. Catatan akhir, sebagaimana tulis Sumardianta, “Siapa pun pasti pernah dirundung galau. Siapa pun pasti pernah menghadapi jalan buntu. Sehebat-hebatnya orang sukses, tak lain mereka yang habis nyesek bisa move on.”